Ratusan Warga Ramai-ramai Hapus Tato di Rumdin Wali Kota Probolinggo
PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Ratusan warga yang memiliki rajah tubuh atau tato rama-ramai menghapus tatonya di Rumah Dinas (Rumdin) Wali Kota Probolinggo, Minggu (21/2/2021). Kegiatan yang pertama kali dilaksanakan tersebut difasilitasi pemkot, dengan tanpa dipungut biaya bagi warga.
Wali Kota Hadi Zainal Abidin yang menyempatkan diri melihat secara langsung kegiatan hapus tato tersebut mengatakan, pihaknya memfasilitas acara itu karena amat bermanfaat. Karenanya, ia berharap acara yang difasilitasi di rumah dinas itu dilaksanakan rutin.
“Alhamdulillah kami bisa membantu sarana dan pelayanan kepada
masyarakat untuk hijrah ke jalan yang baik dengan cara menghapus tato. Semoga kegiatan ini menjadi titik awal untuk perbaikan diri,” katanya.
Diperoleh kabar, kegiatan Roadshow Hijrah Hapus Tato dilaksanakan serentak di empat kota di Jawa Timur. Yakni, Surabaya, Probolinggo, Kediri, dan Blitar yang digelar dua hari Santu dan Minggu, dibuka pukul 8.30 sampai pukul 21.00 WIB.
Adapun persyaratannya, tulus beristiqamah hijrah, sehat jasmani dan rohani (tidak memiliki riwayat penyakit), mengisi formulir pendaftaan secara online dan menghafal surat Al-Ma’un, Al-Quraisy, dan Al-Fiil.
Bagaimana jika tidak hafal? Ketua Dewan Dakwah Probolinggo Syuhadak menjawab, tetap diminta datang untuk dilayani. Yang penting memiliki semangat berhijrah untuk memperbaiki diri
“Kegiatan ini tidak berhenti disini. Kami akan berkomunikasi dengan peserta. Membina dan membimbing mereka,” jelasnya.
Sekretaris panitia penyelenggara Heri Wijayani mengatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh DDI bekerjasama dengan Laznas Jawa Timur. Tujuannya menindaklanjuti dan menjawab keresahaan masyarakat yang berkeinginan menghapus tatonya.
“Mereka kepingin hijrah ke jalan yang lebih baik dengan menghapus tatonya. Tetapi terkendala dengan biaya yang mahal. Tempatnya juga jauh. Yang ada hapus tato di Kota Surabaya dan Malang,” ujarnya.
Mengenai peserta Heri menyebut, ada 104 yang sudah mendaftar secara online saat penutupan pendaftaran 17 Februari. Sedang yang mendaftar secara ofline, 14 peserta.
Jumlahnya, akan bertambah mengingat, kegiatan tersebut ditutup Minggu pukul 21.00. “Kami masih menerima pendaftaran secara offline,” katanya.
Pesertanya, tidak terbatas untuk warga kota saja. Mereka juga ada yang datang dari Kabuaten Perobolinggo, Pasuruan, Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo. Petugas penghapus ada dua yakni, perempuan dan laki-laki.
“Kalau perempuan, ya ke petugas perempuan. Sesuai jenis kelamin. Kegiatan ini gratis. Rencananya rutin dilaksanakan 3 bulan sekali,” sebutnya.
Peserta yang mendaftar lanjut Heri berbeda-beda alasannya, kenapa ditato. Saat ditanya ada yang mengaku Karena salah pergaulan. Ada pula yang mengaku, tidak sadar kalau tubuhnya ditato akibat mabuk.
“Jadi sebelum mereka ditato, diberi minuman dulu oleh temannya. Setelah sadar, tahu-tahu sudah ditato,” pungkas Heri.
Ada beberapa peserta yang mengaku menghapus tatonya karena diminta anaknya. Muhammad Lutfi (26) mengaku, tato di lengan dan punggungnya dihapus atas kemauannya sendiri.
“Kepingin hijrah ke jalan yang baik. Saya ditato karena salah pergaulan,” kata Lutfi.
Pria yang tinggal di Desa Tiris, Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo ini mengaku sudah dua kali menghapus tatonya. Ia melakukan hal yang sama karena tatonya tidak benar-benar bersih alias masih ada sisa.
“Di Surabaya dulu. Gratis juga. Kalau rasanya ya sakit. Panasnya kayak disentuh atau dinyonyok rokok,” ungkapnya.