Dugaan Malpraktik Operasi Caesar Pasien BPJS di Banyuwangi oleh Oknum Dokter RSNU, Perut Dipasang Selang
BANYUWANGI, FaktualNews.co – Vivi Restiana, warga Dusun Sukorejo, Desa Sukomaju Kecamatan Srono, Banyuwangi diduga menjadi korban malpraktik oknum dokter Rumah Sakit NU (Nahdlatul Ulama) setempat saat melahirkan dengan cara operasi caesar.
Menurut Vivi, setelah dioperasi caesar saat melahirkan anak keduanya di rumah sakit NU Banyuwangi, pasien BPJS Kesehatan ini hampir kehilangan nyawa dan sempat mengalami gangguan kejiwaan karena bekas jahitan operasi selalu mengeluarkan darah.
Dia menceritakan, dugaan malpraktik yang dialaminya itu terjadi saat melahirkan anak keduanya pada 14 Januari 2021 lalu. Seperti anak pertama, kelahiran juga dilakukan secara caesar.
“Padahal awalnya saya ingin lahiran secara normal. Tapi karena alasan pandemi tidak boleh lama-lama di RS, dokter Wasilul sebagai dokter kandungan spesialis obstetri dan ginekologi yang bertugas di RS NU menyarankan untuk dilakukan secara caesar,” kata Vivi kepada FaktualNews.co (Kelompok Faktual Media), Senin (22/2/2021).
Akhirnya pasien yang masuk ke rumah sakit menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan itu menuruti saran dokter untuk melakukan operasi. Operasi caesar berjalan lancar, namun setelah operasi lahiran secara caesar bukannya membaik, akan tetapi kondisi Vivi bertambah buruk.
Bekas jahitan operasi caesar selalu basar menggeluarkan darah. Selain itu Vivi juga merasakan nyeri pada perutnya. Padahal semua saran dokter Wasilul sudah dilakukan secara teratur.
“Saya bingung kenapa kok nyeri, padahal operasi lahiran secara caesar anak pertama dulu tidak seperti ini. Berhari-hari saya di rumah sakit merasakan nyeri yang sangat. Rasa nyeri di perut bekas operasi ini masih terasa hingga saya pulang ke rumah,” jelasnya.
Tidak hanya nyeri, bekas jahitan operasi caesar juga masih basah terkena rembesan darah. Karena dirasa ada yang tidak beres dengan operasi caesar yang dilakukan oleh oknum dokter RSNU itu, ia memutuskan berkonsultasi dengan dokter Wasilul yang melalukan tindakan operasi caesar terhadapnya.
Oleh dokter Wasilul, Vivi disarankan untuk melakukan operasi ulang, demi kesehatanya Vivi pun menyanggupinya dengan harapan akan kembali sehat setelah operasi kedua pada tanggal 25 Januari 2021.
Namun, kondisi Vivi tak kunjung membaik, masih ada cairan yang keluar dari bekas jahitan serta rasa nyeri di perut. Bahkan setelah operasi kedua ia harus dipasang selang serta kantung darah di luar.
“Setelah oprasi ke dua ini, perut saya dipasang selang soalnya ada gumpalan darah atau benjolan dalam perut kata dokter Wasilul, tapi tidak besar hanya sekitar 3 sentimeteran. Dan itu sakit banget dipasang selang dan membawa kantung darah di luar. Saya sempat tanya kapan sembuh ya dok, jawabnya hanya sabar ya bu. Begitu,” keluh Vivi menirukan ucapan dokter Wasilul.
Hingga beberapa hari justru sakit yang ada di perut semakin parah, jawaban dokter lagi-lagi hanya sabar yang diucapkannya.
“Karena jawabnya hanya sabar yang saya terima tanpa kepastian, akhirnya oleh dokter lain disuruh memeriksakan ke laboratorium dan setelah di USG diketahui bahwa ada benjolan di dalam perut sekitar 23 sentimer dengan kedalaman 7 sentimeter. Benjolan itu isinya darah dan nanah,” tuturnya.
Tak hanya itu, Setelah cek up diketahui pula trombosit di dalam darah meningkat hingga 1 juta, padahal normalnya 150 ribu hingga 400 ribu trombosit, Vivi pun sempat mengalami gangguan pada kejiwaannya.
“Saya waktu itu marah marah tanpa sebab, anak saya saja ketika saya gendong mau tak lempa. Saya merasa hidupku tidak akan lama lagi, saya stres waktu itu,” ungkapnya sambil menangis.
Pihak keluarga pun akhirnya membawa Vivi ke rumah sakit swasta lainnya di Banyuwangi setelah mendapat rekomendasi dari dokter setelah melakukan USG.
Akhir pada tanggal 18, Februari 2021 Vivi menjalani operasi di rumah sakit swasta Banyuwangi dengan ditangani dokter ahli bedah untuk mengangkat gumpalan darah dan nanah yang ada di dalam perut.
“Yang saya sesalkan kenapa dari awal dokter tidak bilang kalau ada gumpalan darah yang tertinggal di dalam perut dan tidak mengangkatnya. Hanya bilang sabar-sabar,” tegas dia.
Meski masuk ke RSNU Banyuwangi menggunakan BPJS Kesehatan, nyatanya Vivi masih diharuskan merogoh kocek Rp 5 juta saat operasi caesar pertama dan Rp 4 juta ketika operasi kedua.
FaktualNews.co pun berusaha meminta konfirmasi pihak rumah sakit NU Banyuwangi terkait persoalan tersebut. Namun, menurut salah seorang petugas di bagian informasi bernama Nikmah kepala rumah sakit maupun humas tidak ada ditempat.
“Mohon maaf, kepala rumah sakitnya belum bisa ditemui dikarenakan sedang rapat semua kepala rumah sakit dan belum tau selesai ya kapan. Dokter yang bersangkutan juga belum bisa ditemui dan waktunya juga belum ditentukan,” ujar Nikmah singkat, Senin (22/2/2021).