FaktualNews.co

Bocah Ini Lulus SMA di Usia 12 Tahun

Bagaimana Cara Mengenali Ciri-ciri Anak Ajaib?

Gaya Hidup     Dibaca : 833 kali Penulis:
Bagaimana Cara Mengenali Ciri-ciri Anak Ajaib?
Ilustrasi. (parenting.firstcry.com)

SURABAYA, FaktualNews.co – Alena Wicker, anak ajaib berusia 12 tahun dari Arizona, Amerika Serikat, mengincar keinginannya untuk menjadi insinyur di NASA kelak setelah empat tahun menempuh perguruan tinggi.

Anak ajaib yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas dari homeschooling, akan mulai kuliah di Arizona State University musim panas ini dan berencana mengambil jurusan ilmu astronomi dan planet serta kimia.

Menurut Patch, cita-cita Wicker adalah sebagai insinyur NASA yang fokus pada penjelajahan planet. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia sudah sangat gandrung pada sains dan teknik di usia muda saat bermain Lego.

Ibu Wicker, Daphne McQuarter, mengatakan kepada 12 News bahwa bahkan sebagai Alena yang berusia empat tahun memiliki “bakat untuk angka, Lego, dan sains.”

Jika semua berjalan sesuai rencana, Wicker akan lulus dari perguruan tinggi pada usia 16 tahun dan akan ‘bergabung dengan Nasa’.


Artikel menarik lainnya:


Ciri-ciri anak ajaib

BCK Online mengatakan bahwa ada lima cara untuk mengidentifikasi anak ajaib.

Rinciannya adalah pertama, mereka sangat terampil pada usia yang sangat muda. Kedua, mereka memiliki dorongan yang kuat untuk menguasai suatu keterampilan. Ketiga, mereka memiliki kemampuan maju dalam bidang tertentu.

Keempat, mereka memiliki memori kerja yang sangat fungsional, dan kelima mereka mengalami kesulitan berhubungan dengan anak-anak seusia mereka karena lebih maju dari rekan-rekan mereka.

Psikolog telah lama memperdebatkan apa yang menjelaskan keajaiban dengan beberapa mengatakan bahwa siapa pun bisa menjadi anak ajaib dengan lingkungan yang tepat.

Tetapi studi terbaru menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dasar yang dipengaruhi oleh faktor genetik juga secara signifikan berperan dalam pencapaian luar biasa, menurut Scientific American.

Peneliti mengidentifikasi memori kerja yang superior sebagai salah satu karakteristik umum antara keajaiban dalam seni, musik, dan matematika.

Selain itu, psikolog perkembangan Ellen Winner mengatakan bahwa anak ajaib juga menunjukkan “kemarahan untuk menguasai”.

Komitmen mereka yang tidak biasa pada area spesifik mereka sehingga mereka bisa kehilangan kesadaran akan dunia luar karena mereka fokus pada yang dia kerjakan.

Pada akhirnya, psikolog percaya bahwa kinerja luar biasa di suatu bidang adalah kombinasi dari sifat-sifat lingkungan dan yang dipengaruhi secara genetik. Seperti yang dikatakan psikolog Jonathan Wai, “Para ahli dilahirkan, lalu dibuat.”


Artikel menarik lainnya:


Anak-anak ajaib yang kuliah ‘sebelum waktunya’

Pada usia 12 tahun, Wicker dianggap sebagai anak ajaib tetapi dia bukan yang pertama masuk perguruan tinggi pada usia yang begitu muda.

Pada tahun 2012, The State Press melaporkan tentang Javier Urcuyo yang berusia 12 tahun yang mulai mengambil kelas kalkulus di ASU sambil juga mengambil kelas sekolah menengah.

Juga di tahun yang sama, Kiavash Garakani yang berusia 12 tahun mendaftar di University of California, Berkeley sebagai jurusan biologi molekuler.

The Daily Californian melaporkan bahwa Garakani mengikuti jejak kakak perempuannya yang lulus dari perguruan tinggi pada usia 14 tahun.

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa Laurent Simons berada di jalur yang tepat untuk menjadi lulusan perguruan tinggi termuda di dunia pada usia sembilan tahun.

Tetapi kemudian dia meninggalkan Universitas Teknologi Eindhoven di Belanda pada Desember 2019 ketika orang tuanya tahu dia tidak akan dapat lulus sebelum sepuluh tahun.

Sampai sekarang, Michael Kearney masih menyandang gelar orang termuda yang lulus dari perguruan tinggi, setelah memperoleh gelarnya pada tahun 1994, menurut Washington Post.

 

***

Artikel ini diadaptasi dari laman Science Times dengan judul semula: 12-Year-Old Child Prodigy Goes to College and Aims to Become NASA Engineer 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh