Remaja di Mojokerto Tega Palu Ayah, Ibu dan Adiknya Hingga Berdarah-darah
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Seorang remaja pria berinisial DM (17) warga Dusun Ngumpak, Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto tega menganiaya ayah, ibu serta adiknya menggunakan palu hingga berdarah-darah pada Rabu (31/3/2021) dini hari.
Ketiga korban masing-masing adalah ayah pelaku bernama Sugianto, ibu pelaku Tatik Kuswatin (46) dan adik pelaku Dayung Rahmat Adi Santoso (8).
Penganiayaan itu alasannya sepele, DM merasa selalu menjadi kambing hitam setiap ada percekcokan dalam keluarga. Baik itu urusan sepele dengan adiknya atau hal-hal kecil lain.
Informasi yang diperoleh, perbuatan pelaku baru diketahui oleh tetangganya sekitar pukul 01.30 WIB lantaran suara tangisan yang setelah dicek ternyata adik pelaku yang kesakitan dengan kondisi berdarah.
Saksi yang mengecek itu juga mendapati dua orang tua pelaku mengalami cedera yang sama, berdarah. Selanjutnya tetangga membawa ketiga korban tersebut ke rumah sakit.
Sebelumnya, sekitar pukul 22.00 WIB pada Selasa (30/3/2021) malam pelaku diketahui menongkrong di warung kopi di sebelah selatan rumahnya. Selanjutnya sekitar pukul 01.30 WIB Rabu dini hari, ada saksi yang mengetahui pelaku di warung lain yang berada di utara rumahnya.
Kapolsek Mojoanyar, AKP Anwar Iskandar mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari Kaepala Desa (Kades) Jabon sekitar pukul 07.00 WIB soal dugaan penganiayaan dalam satu rumah.
“Saat saya di TKP Korban telah dibawa tetangga ke rumah sakit. Akhirnya lokasi rumah saya tutup,” paparnya.
Ia menjelaskan, pelaku penganiayaan merupakan anak kedua dari pasutri yang menjdai korban.
“Dia beralasan tega seperti itu karena sering cekcok dengan orang tuanya. Dia merasa kalau ada masalah selalu disalahkan. Kalau adiknya salah, pelaku yang disalahkan oleh orang tuanya,” paparnya.
Anwar Iskandar menambahkan, pada waktu ketiga korban dievakuasi oleh tetangganya, pelaku tidak ada dirumah. Pelaku baru terlihat batang hidungnya setelah anggota Polsek Mojonyar berhasil mengamankan dan menginterogasinya.
“Pelaku sempat mengelak. Tapi karena keterangan dia dan para saksi berbeda, akhirnya dia mengakui bahwa pelakunya adalah dia,” pungkas Anwar Iskandar.