SUMENEP, FaktualNews.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, meningkatkan mitigasi bencana.
Hal itu untuk mewaspadai potensi dan risiko terjadinya bencana alam terutama gempa dan tsunami.
”Kami menyampaikan ke bupati hasil analisis BMKG, perlu dilakukan mitigasi bencana di Sumenep, agar masyarakat tetap mewaspadai dan secara mandiri mampu mengurangi risiko terjadinya gempa dan tsunami, dengan menyelamatkan diri ke daerah yang dianggap aman,” kata Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati, saat bersilaturahim dengan Bupati Sumenep di Ruang VIP Rumdis Bupati, Sabtu (3/4/2021).
Mitigasi bencana perlu dilakukan karena hasil analisis BMKG di Kabupaten Sumenep, kemungkinan terburuk berpotensi terjadi bencana alam selain angin puting beliung juga bencana gempa dan tsunami.
“Menurut perhitungan kami, tsunami di Sumenep tertinggi air laut sekitar 3 meter. Kemudian yang perlu diwaspadai datangnya air laut ke daratan begitu cepat, sehingga kalau menunggu sirene terlambat, jadi inilah pentingnya seluruh pihak atau tim di daerah mensosialisasikan kepada masyarakat,” terangnya.
Dwi menyatakan, pemicu Kabupaten Sumenep berpotensi terjadi bencana alam gempa dan tsunami, akibat dampak patahan yakni patahan kambing posisinya di sekitar pulau Sumenep, patahan flores yang posisinya di utara Flores sampai Bali dan tumpukan lempeng subduksi posisinya di selatan Jawa.
“Perlu diwaspadai patahan kambing, jika terjadi gempa berpotensi tsunami yang ketinggian air mencapai 3 meter, sedangkan flores dan tumpukan lempeng dampaknya tidak berbahaya, karena ketinggian air laut tidak lebih dari 1 meter,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, mengungkapkan, kajian yang dilakukan BMKG merupakan informasi penting dalam menghadapi bencana, mengingat Kabupaten Sumenep meliputi kepulauan yang jumlahnya sebanyak 126 pulau.
“Analisis BMKG menjadi perhatian khusus pemerintah daerah, agar bencana alam itu tidak berdampak besar kepada masyarakat, sehingga penting edukasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” sebutnya.
Untuk itu, pihaknya berjanji untuk segera mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan kekuatan untuk mengantisipasi bencana, supaya masyarakat secara mandiri siap siaga ketika di daerahnya terjadi bencana alam.
“Kami tidak ingin telat mengantisipasi bencana alam, sehingga kami akan bergerak cepat untuk melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana, sebagai upaya mengurangi dampak dan risikonya,” pungkas politisi muda PDI Perjuangan ini.