Wamendag RI Jerry Sambuaga Desak Optimalisasi SRG Ajung Jember
JEMBER, FaktualNews.co – Wakil Menteri Perdagabgan (Wamenag) RI Jerry Sambuaga menilai keberadaan Sistem Resi Gudang (SRG) di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember kurang optimal.
Demikian dikatakan Jerry Sambuaga ketika meninjau ke lokasi SRG dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Jember, Sabtu (5/6/2021).
Diketahui SRG di Kecamatan Ajung itu sudah dibangun pada tahun 2012 dan mulai beroperasi tahun 2015 lalu dan sempat mangkrak sekitar tahun 2017 lalu.
Menurut Wamendag, SRG diproyeksikan untuk membantu petani mendapatkan harga tawar lebih baik dan menghindari ketergantungan terhadap tengkulak.
“Pertama sosialisasi SRG menjadi sangat penting supaya masyarakat tahu. Kedua pengelolanya, karena kalau tidak ada pengelolanya ini tidak bisa berjalan. Pengelolanya bisa dari BUMD, Koperasi atau bisa juga dari swasta. Kalau ada sedikit kesulitan kami kemendag bisa membantu memberikan calon alternatif pengelola karena harus ada kemandirian secara finansial agar pengelolaan gudangnya tetap berjalan,” ujar Jerry Sambuaga, Sabtu (5/6/2021).
Wamendag menjelaskan, untuk memaksimalkan kembali pengelolaan SRG, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pihak perbankan dan asosiasi pengusaha ritel.
Pinjaman dan pembiayaan serta komoditas yang disimpan di SRG selanjutnya bisa dijual melalui jaringan ritel secara nasional.
“Dalam rangka untuk memastikan semuanya tertata dengan rapi hulu ke hilir. Jadi tidak hanya bicara stok gudangnya tapi bicara pembiayaannya, pengelolaannya dan juga bicara penjualannya. Semua harus bersinergi dengan pemerintah kabupaten dan provinsi,” kata Jerry.
Keberadaan SRG di Jember sendiri sudah ada sejak 2017, kata Jerry. Tercatat di seluruh Indonesia ada 123 SRG yang diawasi oleh Bapepti Kementerian Perdagangan RI.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman mengatakan, pihaknya akan menghidupkan kembali SRG di Jember.
Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal ini Disperindag dan Dinas Koperasi Jember.
Akibat kevakuman SRG di Jember, kata Firjaun, selama ini para petani kopi juga mengeluhkan tidak adanya gudang untuk menyimpan hasil panennya.
“Ketiadaan gudang sehingga mereka (petani kopi) dalam kendali tengkulak atau orang-orang yang punya gudang,” terangnya.
Tak hanya kopi, 20 komoditas pertanian dan perkebunan lainnya bisa disimpan di SRG, namun kapasitas SRG saat ini juga terbatas, yakni hanya bisa menampung sebanyak 2 ribu ton saja.
“Kita berharap seperti tadi yang disampaikan Pak Wamendag, untuk bisa memfasilitasi lagi penambahan gudang,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Firjaun ini.
Ke depannya kata Wabup Jember, SRG bisa dikelola Pemkab Jember sendiri ataupun diserahkan ke pihak swasta untuk pengelolaannya.
“Sehingga akan lebih kita optimalkan lagi,” tandasnya.