Pertanian

Ning Ema ; Padi Nutrizink Baik Dikonsumsi Ibu Hamil

JOMBANG, FaktualNews.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Emma Umiyyatul Chusnah atau Ning Ema menghadiri panen raya di Desa Ngrandu Lor, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Sabtu (21/8/2021).

Ada sejumlah varietas unggul yang dipanen dengan total luasan lahan sebanyak 10 hektar. Diantaranya,  Inpari 32, Inpari Nutrizink, Pamelen, Inpari 42, dan Inpari 45.

“Ini padi kualitas unggul, ada 10 Hektar. Yang 7,5 Hektar untuk tanam konsumsi dan 2,5 Hektar untuk pembenihan,” ungkap Ning Ema usai panen raya.

Dari sekian varietas padi yang dipanen di lokasi tersebut, politisi perempuan asal Jombang ini tertarik pada Varietas Inpari Nutrizink. Menurutnya, Padi Nutrizink baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil dan dan anak-anak yang mengalami stunting.

“Dan pencegahan stunting. Jadi dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mencegah bayi stunting,” ujarnya.

Anggota komisi IV ini berharap Pemkab Jombang merespon positif dengan cara menyerap Varietas Inpari Nutrizink hasil panen petani Ngrandu Lor untuk kebutuhan para ibu hamil melalui Posyandu serta PKK.

“Dan ke depan, benih-benih yang dihasilkan nanti juga bisa kita kembangkan, kita pasarkan. Dan yang tak kalah pentingnya yaitu Beras Pamelen atau Padi Merah Pulen, yang mana ini juga padi untuk kesehatan, karena kadar gulanya rendah, ini baik untuk yang diabetes maupun yang sedang diet,” beber Ning Ema.

Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab memberikan apresiasi positif program-program yang telah diberikan Balitbangtan Kementan-RI maupun DPR. Bahkan, bupati juga meminta areal lahan varietas unggul ini bakal diperluas.

“Saya harapkan nanti untuk ke depannya, bisa diperluas tidak hanya satu desa dan kecamatan, tapi beberapa kecamatan,” kata Bupati Jombang.

Lebih lanjut Bupati Mundjidah Wahab menyatakan, Pemkab Jombang pun berkomitmen untuk menyerap Padi Nutrizink hasil panen petani Ngrandu Lor.

“Yang untuk stunting. Nanti akan kita bantukan kepada Posyandu-Posyandu, kita berikan bantuan kepada anak-anak yang stunting.

Sementara itu, Kepala BPTP Jatim, Catur Hermanto menjelaskan, hasil produktivitas varietas padi khusus yang dibudidayakan di Desa Ngrandu Lor ini bisa mencapai 9 Ton lebih per Hektar. Angka itu memiliki selisih sekitar 2,5 Ton per Hektar Jika dibandingkan dengan padi jenis lain yang biasanya hanya 6,25 Ton per Hektar.

“Selain itu ada biaya usaha tani yang dipermurah, yang lebih efisien. Jadi ada efisiensi dari biaya usaha tani, hasilnya naik, biayanya turun. Sehingga marginnya, profit nya akan lebih banyak,” pungkasnypungkasnyaa.