BONDOWOSO, FaktualNews.co – Guna menekan laju migrasi para Pekerja Migran Indonesia (PMI), Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jawa Timur menyarankan agar stakeholder di tingkat daerah getol melakukan pembinaan usaha.
Hal ini disampaikan oleh Kepala DP3AK Jawa Timur Andriyanto saat menjadi narasumber dalam Pembinaan pengembangan produktivitas usaha bagi keluarga pekerja migran Indonesia di Hotel Ijen View Bondowoso, Selasa (31/8/2021).
“Dampak pandemi memprihatinkan. Banyak muncul anak yatim maupun anak yang ditinggal orang tuanya bekerja ke luar negeri,” kata Andriyanto kepada FaktualNews usai acara.
Menurutnya, pengasuhan kepada anak menjadi perhatian khusus, termasuk tentang perekonomian keluarga PMI.
“DPPKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) Bondowoso mengundang kami, bagaimana membina para pekerja migran, khususnya kaum perempuan,” tuturnya.
Ia berharap, kegiatan tersebut menjadi stimulan agar menekan laju migrasi ke luar negeri.
“Ada prioritas usaha membatik, membuat sabun, aneka olahan tape dan lainnya. Tujuannya untuk peningkatan ekonomi,” ucapnya.
Pihaknya mengakui banyak PMI yang ngebet ingin balik bekerja di luar negeri. Dampaknya, pengasuhan kepada anaknya menjadi terbengkalai.
“Dengan peningkatan ekonomi di sini, maka dalam masa pandemi ini diharapkan keinginan untuk keluar menjadi kecil,” harapnya.
Agus Suwardjito, Kepala DPPKB Kabupaten Bondowoso menyebut, ada 100 perempuan dari keluarga PMI yang dibina pada kegiatan tersebut.
“Kami berikan pembinaan agar dana hasil bekerja di luar negeri itu dikelola sebagai modal usaha di rumah,” kata Agus.
Kalaupun, lanjutnya, PMI tidak memiliki permodalan, maka pihaknya akan menjembatani agar bisa mengakses permodalan dari perbankan.
“Jadi diperlukan koordinasi lintas sektoral antara DPPKB, Dinas Tenaga Kerja, Diskoperindag dan pihak perbankan selaku penyalur permodalan,” paparnya.
(Deni)