KEDIRI, FaktualNews.co – Wacana Pertamina yang akan melarang pembelian pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menggunakan jerigen (drum) viral di media sosial. Hal tersebut, membuat para pemilik Pom mini di Kediri resah. Salah satunya adalah Beny Prasetya warga Desa Wates Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri.
Pasalnya, di masa pandemi yang semua sektor terdampak, wacana pelarangan Pertamina tersebut justru akan membuat masyarakat kecil tambah terpuruk. Karena usaha Pom mini tersebut merupakan inisiatif masyarakat kecil untuk bertahan dan menyambung hidup.
“Jika memang wacana Pertamina yang melarang pembelian pertalite di SPBU dilarang dilaksanakan, jelas akan sangat merugikan wong cilik.” Jelas Beny Prasetya, Selasa (31/8/2021) saat ditemui di rumahnya.
Issu tersebut saat ini sudah tersebar melalui Grup-grup WhatsApp pengusaha POM Mini di Kecamatan Pagu. Dalam pesan berantai itu disebutkan, bahwa penyaluran Pertalite langsung ke tangki kendaraan bermotor, mulai besok Rabu (01/09/2021).
Dalam pesan berantai itu juga disebutkan, SPBU tidak diperkenankan menyalurkan BBM dalam kemasan apapun (baik jerigen maupun drum). Apabila didapati SPBU yang masih menyalurkan pertalite dalam kemasan, maka pembinaan yang dilakukan terhadap SPBU tersebut termasuk penjatuhan sanksi terhadap SPBU.
“kalau wacana tersebut benar dilaksanakan, maka sama saja akan membunuh ratusan bahkan ribuan pengusaha pom mini atau penjual bensin botolan/eceran. Kita kena PPKM saja sudah setengah mati merasakan dampaknya, apalagi jika benar-benar tidak boleh membeli pertalite untuk dijual kembali. Nasib para pengusaha pom mini dan botolan, akan mati sandang pangannya,” tutup Beny.
Sementara Arya Yusa Dwi Candra, Section Head Communication PT Pertamina, Marketing Region Jatim-Bali-Nusatenggara, saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp mengatakan, kalau secara aturan Pemerintah memang tidak ada larangan pembelian BBM umum dengan jerigen. Namun, Pertamina juga mempertimbangkan beberapa aspek di lapangan yang bisa beresiko terhadap konsumen.
“Sebagai informasi saat ini produk pertalite mengambil porsi 80% penjualan di SPBU, sehingga kami mengutamakan pengisian produk tersebut ke kendaraan langsung agar tidak terjadi antrean,” kata Arya.
Arya menambahkan, pihaknya juga mengantisipasi, agar resiko kebakaran tidak terjadi mengingat beberapa kejadian kebakaran di SPBU diakibatkan karena pengisian ke jerigen yang tidak standar.
“Jerigen yang standar adalah yang menggunakan material khusus pengisian BBM,” tutup Arya.
(Aji)