PTM Terbatas, Walikota Mojokerto: Metode Blended Learning Tidak Mudah bagi Tenaga Pendidik
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Walikota Mojokerto, Ika Puspitasi menyebut metode blanded learning tidak mudah bagi tenaga pendidik saat dipraktikan dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM). Artinya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga tetap diaplikasikan.
PTM terbatas jenjang SD-SMP di Kota Mojokerto yang dimulai sejak Senin (30/8/2021) ditengah PPKM Level 3 dengan menggunakan metode blanded learning. Dimana Metode Blended Learning pada dasarnya merupakan penggabungan antara sistem pembelajaran daring dan tatap muka yang dilakukan secara bersamaan.
“Tentunya PTM dengan keterbatasan seperti ini bukanlah hal yang mudah. Kami paham itu, karena beralih dari metode konvensional kepada metode campuran, antara luring dan daring, blended learning. Blended learning bukanlah hal yang mudah,” katanya usai meninjau PTM di SMPN 8 Kota Mojokerto, Rabu (1/9/2021).
Dalam metode blended learning ini tenaga pendidik memiliki target harus menyelesaikan 100 persen pembelajaran sesuai dengan kurikulum.
Padahal, menurut perempuan akrab disapa Ning Ita itu, tidak mudah memahamkan peserta didik dengan menggunakan metode blanded learing.
“Kita tahu ada studi penelitian di tahun 2020, hasilnya hanya 35 persen saja secara nasional. Maka kita harus berupaya bersama-sama di tahun 2021 targetnya harus diatas itu (35 persen),” tandasnya.
Lebih lanjut, Ning Ita menyampaikan, tugas pendidik sangatlah berat karena membekali generasi penerus bangsa agar menjadi generasi yang berkualita. Dimana genarasi saat ini akan melanjutkan tugas di masa depan.
“Kita ada masanya akan berakhir dan yang melanjutkan keberlangsungan negara adalah mereka semua yang saat ini dididik dan dibimbing. Tentu harus penuh tanggung jawab bagaiaman membekali mereka menjadi SDM yang cerdas dan berkualitias ke depannya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kondisi saat ini memanglah tidak ringan dan penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, Ning Ita meminta semua tenaga pendidik memiliki motivasi untuk tetap semangat dan berprestasi.
“Saya memiliki satu challenge (tantangan) dalam rangka memotivasi para tenaga pendidik, yaitu, lomba membuat video atau modul atau pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kalau tahun 2020 lalu kita sudah sempat melakukannya, di tahun 2022 saya ingin membuat kembali. Mungkin hadiahnya tidak seberapa, tapi mungkin dengan cara ini tenaga pendidik bisa termotivasi,” pungkasnya.