FaktualNews.co

Ulat Grayak Serang Bawang Merah, Petani Kediri Terancam Gagal Panen

Pertanian     Dibaca : 760 kali Penulis:
Ulat Grayak Serang Bawang Merah, Petani Kediri Terancam Gagal Panen
FaktualNews.co/Moh Muajijin
Seorang petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menunjukkan bawang merah yang kecil dan ulat grayak yang menyerang bawang merah, Rabu (1/9/2021)

KEDIRI, FaktualNews.co – Musim panen bawang merah tahun 2021 ini diperkirakan tidak menguntungkan bagi petani di Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Berhektar-hektar tanaman bawang merah di desa tersebut terancam gagal panen akibat diserang ulat grayak.

Ulat grayak ini menyerang dan memakan daun bawang merah, sehingga daunnya layu. Dan jika daunnya layu dan mengering, maka ulat grayak ini turun ke buah Untuk menyerap sari-sari tanaman bawang merah.

Syaumal Abidin salah-satu petani Desa Paron mengatakan, dari lahannya seluas 1.400 persegi hanya mampu memanen 7 kuintal lebih sedikit. Merosotnya hasil panen tersebut, dia mengatakan, akibat serangan ulat grayak.

Menurut Syaumul Abidin, dalam kondisi kondisi normal lahan seluas 1.400 persegi mampu menghasilkan 2 ton bawang merah.

“Saya terpaksa memanen lebih awal dengan risiko tanaman bawang merahnya kecil-kecil. Jika tidak segera dipanen, justru akan merugi lebih besar,” kata Syaumal Abidin, ditemui usai memanen bawang merahnya di sawah, Rabu (1/9/2021).

Hal senada disampaikan Waras, petani bawang merah rekan Syaumul Abidi. Kondisi petani di desanya saat ini sangat kesusahan. Selain diserang ulat grayak, harga bawang merah saat ini juga anjlok.

“Tanaman bawang merah saya seluas sekitar 100 ru hampir mati karena diserang ulat grayak. Apalagi saat ini harga bawang merah saat ini juga sedang turun,” kata Waras.

Waras menambahkan, untuk menanam bawang merah di lahan seluas 100 ru harus mengeluarkan biaya Rp 7 juta. Bila harga normal dan tanaman bagus, harga jual hasil panen bisa mencapai Rp 15 juta.

“Namun harga bawang merah saat ini hanya berkisar antara Rp 6.000 sampai Rp 8.000. Sebelumnya, harga bisa mencapai Rp 13 ribu sampai Rp15 ribu/kg.” Tutup Waras.

Para petani berharap segera ada tindakan dari Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait, agar para petani tidak semakin merugi. (Moh Aji)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh