FaktualNews.co

Ipda Boby, Kasubbag Humas Polres Bondowoso Pernah Jadi ART dan Pelayan Toko

Sosial Budaya     Dibaca : 736 kali Penulis:
Ipda Boby, Kasubbag Humas Polres Bondowoso Pernah Jadi ART dan Pelayan Toko
FaktualNews.co/Deni Ahmad Wijaya
Ipda Boby Dwi Siswanto, Kasubbag Humas Polres Bondowoso. 

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Nasib orang tidak ada yang tahu. Hal itu juga dirasakan Boby Dwi Siswanto. Satu tahun lulus SMA, ia bekerja sebagai pelayan toko, merangkap asisten rumah tangga (ART). Namun sekarang dia perwira dengan jabatan Kasubbag Humas Polres Bondowoso.

Usianya nyaris kepala 5. Tepatnya 47 tahun pada 24 Oktober 2021 mendatang. Lelaki berseragam coklat itu tersenyum karib pada kawan-kawan media, Kamis (2/9/2021) siang di sebuah kantin Polres Bondowoso.

Kata-kata yang keluar dari mulutnya santai namun bermakna. Di dada kanannya ada jahitan bordir bertuliskan ‘Boby’.

Pria itu resmi menjabat sebagai Kasubbag Humas Polres Bondowoso per Kamis (2/9/2021). Walaupun, upacara pengukuhan resmi belum digelar.

Ternyata, ada kisah menarik dari latar belakang pria satu ini. Dia menjadi anggota polisi bermodal ‘nol rupiah’. Berangkat dari keluarga kurang mampu, ia bisa diterima kepolisian, meskipun terlebih dahulu menjadi pembantu rumah tangga dan pelayan toko guna menyambung hidup.

“Saya orang gak punya. Pernah melamar ke Matahari Jember, ditolak. Pernah jualan jagung manis. Dan pernah menjadi pelayan toko sekaligus pembantu rumah tangga di Pasuruan,” kisah Ipda Boby.

Profesi sebagai pekerja toko itu dilakoni sejak lulus SMA kurun waktu 1993-1994. Ia lalu melamar menjadi anggota polisi di tahun 1994, namun ditolak.

“Nah, ngelamar lagi tahun 1995, baru diterima. Itupun gak menyangka, termasuk dari orang tua. Karena saya disangoni (diberi uang saku) hanya untuk transport PP dan makan sekali,” beber pria kelahiran Jember, 24 Oktober 1974 ini.

Boby adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Almarhum ayahnya dulu pensiunan di PTPN IX Banyuwangi, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga.

“Pas saya kelas 1 SMA, bapak pensiun dan ekonomi keluarga turun. Saya tidak pernah beli perlengkapan dan seragam sekolah. Semuanya hasil ‘warisan’ kakak saya,” tuturnya.

Usai lulus dari SMAN 3 Jember, ia pamit meninggalkan orang tua dan bekerja di Pasuruan selama setahun. “Jadi pelayan toko dan foto kopi. Karena tidur di sana, ya saya kerjanya juga merangkap pembantu rumah tangga,” ucap Boby masih dengan senyuman santai.

Kenangan yang bagi orang pahit, diceritakan bak kisah manis dan membanggakan baginya.

“Gaji waktu itu Rp 30 ribu per bulan. Saya kerja di sana sebab saya kuliah di STAN tahun 1993 itu cuma setahun, abis itu kena DO. Daripada saya pulang, saya pilih kerja,” papar Boby disambut gelak tawanya.

Saat menjalani tes pendidikan polisi yang kedua, ia dinyatakan lolos. Namun, sampai benar-benar menyelesaikannya, ia harus menjalani rangkaian tahapan sembilan bulan lamanya.

“Selama sembilan bulan itu saya hidup mbambung (tidak ada hunian). Tidur di pos kamling (pos keamanan lingkungan) dan di masjid. Sampai akhirnya saya diajak numpang di rumah teman. Di sana saya dikasih makan dan tempat tinggal gratis,” ungkapnya.

Boby tahu diri. Oleh karenanya, ia tidak mau menumpang gratis. Ia membayar dengan tenaganya. “Bangun pagi, nyapu, ngepel, bersih-bersih rumah, cuci piring dan sebagainya. Wong saya di sana numpang. Makan dan tinggal gratis, ya saya harus tahu diri lah,” terangnya.

Nasib baik masih menaunginya. Ia pun dinyatakan sebagai anggota polisi pada tahun 1995.

“Penempatan awal Polwil Madiun dulu tahun 1995. Terus di Polresta Madiun, Brimob Polda Jatim Kompi Porong, Kompi Malang, Kompi Bondowoso dan sekarang di Polres Bondowoso,” sebutnya.

Boby mencapai titik balik kesuksesan pada dirinya yakni saat mendapat petunjuk Allah SWT melalui seseorang.

“Pesan beliau adalah wajib memuliakan ibu. Jika kamu memuliakan ibu, maka hidupmu akan mulia. Jika kamu ingin mendapatkan keberkahan rezeki, sejahterakan ibumu,” tutur warga asal Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember ini.

Meskipun kini memiliki rumah di Bondowoso, namun Ipda Boby selalu menginap di rumah ibunya di Jember. Ia bermalam di sana, lalu berangkat bekerja ke Bondowoso.

“Misal ada apel 05.00, maka saya berangkat dari Jember 03.00. Setiap hari saya harus meminta maaf dan memohon restu ibu,” ucapnya Boby.

Berbakti pada orang tua, terutama ibu adalah kuncinya jika ingin hidup seseorang selalu diberikan kemudahan. Boby meyakini dan membuktikannya.

“Kan dalam Al Qur’an disebutkan berbakti ke ibu sampai 3 kali, baru bapak. Jadi, ridho ibu adalah ridho Allah. Maka berbaktilah padanya,” pesan Ipda Boby.(amj)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah