FaktualNews.co

Generator Oksigen di RSUD Ngawi Senilai Rp 7.2 M Belum Berfungsi

Peristiwa     Dibaca : 442 kali Penulis:
Generator Oksigen di RSUD Ngawi Senilai Rp 7.2 M Belum Berfungsi
FaktualNews.co/Zaenal//
Kasi Pelayanan RSUD Ngawi, dr Ganis Kurniawan saat menjelaskan mesin generator oksigen.

NGAWI, FaktualNews.co – Pemanfaatan generator oksigen yang terpasang di RSUD.Dr.Soeroto Ngawi dan kantor Dinas Kesehatan Ngawi, hingga kini belum berfungsi. Ditengarai manfaatnyapun kurang maksimal.

Demi menunjang tingkat penyembuhan dan memenuhi akan kebutuhan oksigen saat pandemic Covid-19. RSUD Dr.Soeroto Ngawi, membangun mesin generator Oksigen sendiri. Pengadaan mesin pengolah udara yang menghasilkan oksigen untuk kebutuhan medis tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 7.2 miliar.

Memang untuk beberapa bulan sebelumnya Kabupaten Ngawi mengalami kekurangan oksigen. Sehingga banyak kasus pasien yang terpapar Covid-19 meninggal akibat kekurangan oksigen.

“Inisiatif untuk pengadaan generator oksigen karena bulan sebelumnya, apalagi bulan Juli kita sangat membutuhkan oksigen yang sempat kesulitan,” jelas dr.Ganis Kurniawan Kasi Pelayanan RSUD Ngawi, saat ditemui FaktualNews.co, Selasa (7/9/2021).

Namun saat ini BOR rumah sakit di Ngawi sekitar 33 persen yang artinya sudah melandai dan kebutuhan oksigen juga sudah normal. Pengadaan generator oksigen yang terealisasi hanya di Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Bangkalan tersebut untuk di Jawa Timur sangatlah diperlukan. Akan tetapi hingga Selasa (7/9/2021) generator oksigen belum dioperasikan.

Hingga saat ini kebutuhan oksigen RSUD Ngawi masih tercukupi dari pihak ketiga (Samator).

“Memang untuk saat ini mesin generator oksigen sudah siap dipergunakan. Namun untuk pengoperasiannya harus menyiapkan tenaga khusus,” terang dr Ganis Kurniawan.

Dikatakan, selama ini ketercukupan kebutuhan oksigen telah terpenuhi dari pihak ketiga dan kerjasama antar tiga rumah sakit yang berada di Kabupaten Ngawi.

“Untuk kebutuhan oksigen sebenarnya kita sudah tercukupi dari tabung Samator dan kerjasama dengan rumah sakit Widodo maupun Attin,” urainya.

Sedangkan untuk saat ini pihak rumah sakit masih harus menyiapkan tenaga operasional dari alat yang memproduksi khusus oksigen konsentrat tersebut. Tenaga yang telah dipersiapkan harus mengikuti pelatihan secara khusus terlebih dahulu dari pihak yang memproduksi alat.

Kedepannya oksigen konsentrat tersebut juga tidak memungkinkan untuk diperjual belikan. Sebab menurut pihak rumah sakit antara oksigen konsentrat dibandingkan oksigen liquid harga pembelian dengan biaya produksi imbang.

“Kalau dijual belikan tidak memungkinkan. Costnya juga tinggi termasuk kebutuhan listriknya. Jadi kita masih tercukupi dengan oksigen liquid yang saat ini,” pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin