Teknologi

Keren, Bayar Retribusi di Pasar Mojokerto Bisa Melalui Aplikasi Punokawan

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pemkot Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggulirkan layanan pembayaran retribusi bagi pedagang pasar dengan sistem pembayaran nontunai, melalui aplikasi digital bertajuk Punokawan.

Program ini bekerjasama dengan Bank Jatim, di mana terdapat empat inovasi bertajuk Punokawan Milenial Era Digital. Dua di antara empat inovasi tersebut mengusung basis digital, antara lain “Sistem Elektronik Membayar Retribusi Pasar (Semar)” melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

QRIS sendiri adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

Ada juga inovasi “Penggunaan Retribusi Elektronik Tera/Tera Ulang atau E-Retribusi Tera/Tera Ulang (Gareng)” yang menggunakan virtual account (VA).

Inovasi selanjutnya yakni “Pelayanan Tera/Tera Ulang Gratis (Petrug)”, yaitu inovasi pelayanan dengan membebaskan biaya, baik biaya retribusi maupun reparasi timbangan. Terakhir, yakni inovasi “Bantuan Timbangan Oentoek Pedagang (Bagong)”, yakni program pemberian bansos berupa 200 timbangan kodok kepada para pedagang dan IKM.

Rizyana Mirda Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim, mengatakan, era digitaliasi sangat sesuai untuk diterapkan pada masa pandemi Covid-19. Mirda juga menyebut beberapa keuntungan penting dari digitalisasi.

“Adanya inovasi cashless ini kita harap dapat menekan kerumunan sesuai prokes, bahkan menghindari risiko peredaran uang palsu,” kata saat melaunching empat inovasi bersama Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di Pasar Tradisional Kedungmaling Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Rabu (8/9/2021).

Pada kesempatan yang sama, Budi Hanoto Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto, juga menyebut bahwa digitalisasi telah membuat perubahan besar termasuk perekonomian. Empat inovasi yang dilaunching, diharapkan dapat memudahkan masyarakat khususnya para pedagang.

“Kenapa semua menuju serba digital? Karena kita pengguna internet terbesar di dunia. Peningkatan ini tentu akan berpangaruh pada kebiasaan, termasuk dalam perekonomian dan keuangan digital. BI ingin mendorong transaksi nontunai yang kita mulai sejak 2014. Inovasi ini sangat bagus, di Pasar Kedungmaling ini bahkan tercatat sudah ada sekitar 60 QRIS,” jelasnya.

Bupati Ikfina menyebut, perluasan digitalisasi daerah, dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan, akuntabel dan memberi pelayanan berkualitas.

“Digitalisiasi mau tidak mau harus kita laksanakan dalam semua aspek tatanan bidang. Mulai pemerintahan, perekonomian dan lain-lain. ” ujarnya.

Ikfina menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir tidak bisa mengikuti era digital, karena tentunya akan menyesuaikan. Menurutnya, digitalisasi sangat penting untuk efisiensi, akuntabel dan transparan.

“Saya harap inovasi digital ini dapat menjadi fasilitas terlaksanannya transaksi nontunai,” pungkasnya.