Panen Bawang Merah dengan Sistem Tanam Biji, Petani di Jombang Untung Besar
JOMBANG, FaktualNews.co – Untuk pertama kalinya, warga di Jombang, Jawa Timur, panen bawang merah hasil dari model penanaman sistem baru yang mereka terapkan.
Adalah warga Desa Jatigedong Kecamatan Ploso, Jombang. Panen yang dihadiri oleh Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) , Ema Ummiyyatul Chusnah atau Ning Ema ini cukup menggembirakan petani. Sebab, Selain hasilnya yang cukup memuaskan, juga ada selisih harga lebih tinggi dari sistem biasa.
Sistem budidaya bawang merah yang baru diterapkan ini adalah dengan cara menanam biji bawang. Sebab, selama ini, petani melakukan budidaya bawang merah dengan sistem tanam umbi. Eksperimen terbaru ini dilakukan di atas lahan seluas sekitar 5 ribu meter.
“Hari ini saya berada di Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Melaksanakan panen bawang merah. Ini adalah lahan dari KWT (Kelompok Wanita Tani) Jatigedong,” ungkap Ning Ema.
Ning Ema mengatakan, budidaya bawang merah tersebut menghasilkan panen yang bagus. Bahkan juga diklaim cukup menguntungkan petani. Selain ukuran bawangnya yang jauh lebih besar dari bawang sistem umbi, harga per kilogramnya pun jauh lebih mahal.
Ning Ema berharap, teknik atau budidaya bawang merah dengan menggunakan sistem tanam dengan biji ini, bisa dikembangkan ke desa-desa yang lain di Kabupaten Jombang.
“Apabila nanti bisa dikembangkan, bisa memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Peningkatan ekonomi dimulai dari ibu-ibu. Karena kita juga harus mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara, Suroso Wahyudiono (47) salah satu petani mengaku, hasil panen bawang merah dengan teknik tanam biji membuat dirinya meraup untuk tinggi. Pasalnya, bawang merah yang dipanen pun berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan yang menggunakan tanam dengan umbi.
Selain itu, nilai jual bawang merah juga lebih mahal dibandingkan dengan hasil panen dengan sistem tanam umbi.
“Besar-besar, kalau kita lihat beratnya (bobot nya) mungkin lebih berat ini (sistem tanam biji). Ada selisih 5 Ribu Rupiah per Kilogram, lebih tinggi harganya,” pungkasnya.