JOMBANG, Faktualnews.co – Tim dokter Spesialis Orthopedi RSUD Jombang mengajak agar setiap individu berupaya mengenali lebih dini gejala Osteoarthritis (OA Lutut). Masyarakat awam lebih mengenali OA lutut dengan istilah ‘pengapuran’ namun hal ini kurang tepat.
Dokter Taufan Mulyo, Sp.OT mengatakan, jika osteoarthritis merupakan penyakit kronis yang melibatkan kerusakan pada tulang rawan sendi yang memacu proses peradangan. Peradangan tersebut menyebabkan berbagai gejala pada tulang dan sendi.
“Gejala OA lutut ini antara lain adalah ruang gerak sendi yang berkurang, nyeri sendi, sendi berbunyi, nyeri tekan daerah sendi dan kaku sendi. Nyeri lutut saat berjalan merupakan keluhan yang paling banyak dikeluhkan pasien OA, sementara kalau berbicara pengapuran semua orang lanjut usia pasti mengalami pengapuran tapi belum tentu mengalami nyeri lutut,” tuturnya pada talkshow Humas RSUD Jombang Menyapa.
Faktor resiko yang menyebabkan OA lutut menurut dokter Taufan terbagi menjadi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer yaitu OA tanpa ada penyebab yang jelas, OA primer biasanya dialami oleh usia diatas 50 tahun dan lebih sering pada wanita.
Sedangkan OA sekunder OA dengan pencetus, sepert riwayat cidera lutut, kencing manis, kelainan pada bentuk kaki X atau O, dan sering yang ditemui adalah kelebihan berat badan (obesitas).
“Pemeriksaan pada OA lutut dilakukan dengan memeriksa secara klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan adalah X-ray (Rontgen) lutut dalam posisi berdiri untuk menilai kondisi sendi dan tanda-tanda OA, seperti penyempitan celah sendi, kemudian bila diperlukan juga dilakuan pemeriksaan lab darah, lab cairan sendi dan MRI,” jelasnya pria yang pernah menempuh pendidikan S1 di UNS Surakarta.
Masih dalam talkshow tersebut, rupanya osteoarthritis atau OA lutut ini bisa dicegah dengan beberapa hal seperti menghindari postur tubuh dan aktivitas yang dapat menyebabkan OA lutut, menjaga berat badan yang proporsional dengan indeks massa tubuh (IMT) 18-24.
“Tentunya juga diimbangi dengan olahraga yang tepat secara rutin, mencegah untuk tidak jatuh atau cidera, serta konsumsi makan sehat dan berimbang,” imbuhnya.
RSUD Jombang juga menerapkan terapi yang ampuh dalam menangani OA lutut, dokter Taufan menyebut ada tiga terapi yang bisa dilakukan. Pertama adalah terapi non obat dengan cara menghindari aktivitas yang mencetuskan gejala, menurunkan berat badan bila melebihi IMT > 25, latihan flexibility, endurance, dan strengthening, kemudian kompres dingin dan hangat serta menggunakan alat bantu tongkat atau deker lutut.
“Kedua ada terapi dengan obat-obatan seperti obat anti nyeri dengan cara diminum atau dioles, injeksi obat kedalam sendiri lutut, serta injeksi PRP ke dalam sendi lutut. Bila dengan terapi non obat dan obat-obatan masih belum mengatasi, maka bila kondisi pasien memungkinkan dapat dilakukan operasi pelapisan sendi lutut dengan implant atau operasi meluruskan sendi lutut sesuai dengan kelainan lutut pasien, dan untuk operasi tersebut sudah dapat dilakukan di RSUD Jombang,” lanjutnya.
Pelayanan terkait pendeteksian dini atau penanganan osteoarthritis atau OA lutut dapat dikonsultasikan melalui Poli Orthopedi di RSUD Jombang, setiap hari Senin hingga Jumat dengan ditangani dokter yang berkompeten.
Pelayanan pendaftaran Poli Orthopedi RSUD Jombang dari pukul 07.00- 12.00 WIB untuk hari Senin-Kamis dan untuk hari Jumat pukul 07.00-11.00 WIB.