FaktualNews.co

Ekskavasi Tahap Empat, Bentuk Gerbang Situs Kumitir Mojokerto Terkuak 

Peristiwa     Dibaca : 1160 kali Penulis:
Ekskavasi Tahap Empat, Bentuk Gerbang Situs Kumitir Mojokerto Terkuak 
FaktualNews.co/Lutfi.
Bentuk pintu gerbang Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto pada ekskavasi tahap empat. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Bentuk bangunan yang diduga kuat pintu masuk gerbang istana di Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto mulai terkuak.

Terkuaknya bentuk pintu Istina Bhre Wengker itu saat eskavasi tahap 4 yang telah dimulai sejak 6 sampai dengan 30 September 2021.

Pada ekskavasi kali ini, tim dari Balai Pelestaraian Cagar Budaya (BPCB) Jawa  Timur, memfokuskan penggalian pada sisi barat dilahan seluas 6,4 hekter itu guna menampakkan pintu gerbang Istana Bhre Wengker, paman Raja Majapahit Hayam Wuruk.

Arkeolog BPCB Jatim yang juga sekaligus koordintor tim eskavasi, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, tim berhasil menemukan tembok pelindung Situs Kumitir. Struktur tembok dari bata merah itu mempunyai ketebalan 140 cm dan tinggi 120 cm.

Tembok ini mengelilingi Situs Kumitir hingga membentuk area persegi panjang seluas 64.148 meter persegi atau 6,4 hektare. Yaitu panjang tembok dari barat ke timur 316 meter dan 203 meter dari utara ke selatan.

Sehingga, berdasarkan penemuan itu tim menduga kuat pintu gerbang Istana Raja Wengker berada di sisi barat bangunan utama yang ditemukan tepat di sebelah barat tempat pemakaman umum Dusun Bendo.

“Bangunan seluas 20 x 26 meter persegi itu menghadap ke barat, atau lurus dengan pintu gerbang yang ditemukan di tembok keliling sisi barat,” ujarnya, Kamis (16/9/2021).

Selain berbagai temuan arkeologis, hipotesis Situs Kumitir adalah Istana Bhre Wengker juga ditunjang bukti-bukti literatur. Antara lain dari Kitab Negarakertagama, Kidung Wargasari dan Pararaton.

“Mengingat yang kita temukan di Situs Kumitir merupakan bagian dari Istana Bhre Wengker sangat penting bagi jejak peradaban situs Majapahit di Trowulan,” papar Wicaksono.

Diakuinya, dalam proses ekskavasi mendapat kesulitan terkait dengan status lahan yang digali. Hal tersebut disebabkan, hingga sampai saat ini status lahan masih milik masyarakat setempat yang disewakan kepada BPCB Jatim untuk keperluan ekskavasi.

“Kesulitan kami terkait status lahan, karena diarea seluas 6 hektare ini sebagian besar masih milik masyarakat. Sehingga tantangannya setelah ini nampak kemudian ke depan apakah kejelasan status lahan ini bisa diselesaikan apakah sewa atau kemudian dibebaskan,” kata Wicaksono

Seperti diketahui, Bhre Wengker bergelar Wijayarajasa merupakan raja kecil atau raja negara bagian yang menjadi bawahan Raja Majapahit. Kala itu, Majapahit dipimpin Hayam Wuruk tahun 1350-1389 Masehi. Bhre Wengker menikah dengan Bhre Dhaha yang bergelar Rajadewi Maharajasa.

Bhre Dhaha dan Tribuana Tunggadewi sama-sama putri Raden Wijaya, raja pertama Majapahit. Dengan begitu, Bhre Wengker adalah menantu Raden Wijaya sekaligus paman Raja Hayam Wuruk. Karena Hayam Wuruk putra Tribuana Tunggadewi.

Situs Kumitir juga menjadi tempat pendarmaan atau tempat menghormati Mahesa Cempaka, salah seorang raja bawahan Singosari. Bhre Wengker membangun tempat suci untuk menghormati leluhurnya, Mahesa Cempaka di dalam istananya yang kini menjadi Situs Kumitir.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin