FaktualNews.co

Kuota Guru P3K Bondowoso Sebanyak 1.918,  Bupati: Diutamakan Wilayah Pinggiran

Birokrasi     Dibaca : 713 kali Penulis:
Kuota Guru P3K Bondowoso Sebanyak 1.918,  Bupati: Diutamakan Wilayah Pinggiran
FaktualNews.co/Deni Ahmad Wijaya//
Bupati Bondowoso diwawancarai media terkait tes seleksi P3K, Kamis (16/9/2021)

BONDOWOSO, FaktualNews.co – Kabupaten Bondowoso menerima sebanyak 1.918 kuota guru yang berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahun ini. Rencananya, mereka yang lolos seleksi diutamakan untuk pemerataan kualitas pendidikan di wilayah pinggiran.

Hal ini diungkapkan Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin usai meninjau pelaksanaan seleksi P3K di tiga lembaga pendidikan yakni SMKN 1, SMKN 3 dan SMAN 2 Bondowoso, Kamis (16/9/2021).

“Yang mendaftar 2.042 dan yang memenuhi syarat 2.032 peserta,” ucapnya.

Peserta yang mengikuti gelombang I-III sebanyak 1.978 peserta. Sedangkan peserta mengundurkan diri sebanyak 54 orang.

“Jumlah kuota 1.918 orang. Nantinya serapan diutamakan untuk wilayah pinggiran,” kata Bupati Salwa.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bondowoso, M. Asnawi Sabil, menjelaskan, seleksi ini merupakan usulan pemerintah daerah untuk menjawab kebutuhan guru di Kabupaten Bondowoso.

“Tujuannya untuk pemerataan kualitas pendidikan di semua daerah yang hari ini membutuhkan guru,” tutur Sabil.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bondowoso,  untuk pemetaan penempatan tenaga pendidik tersebut.

“Kami akan koordinasi dengan Disdikbud untuk mapping agar bagaimana sebaran guru merata. Sehingga tidak ada daerah yang dibahasakan gurunya terbatas, kualifikasinya minus, sedangkan di kota unggul dan sebagainya,” bebernya.

Seleksi P3K ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang dilaksanakan melalui pemerintah provinsi.

“Jadi bukan hanya guru SD-SMP saja melainkan juga untuk guru SMA/SMK,” sebutnya.

Tes seleksi P3K ini digelar sejak Senin (13/9/2021) dan berakhir pada Jumat (17/9/2021). Setiap hari, ada dua sesi dengan penerapan prokes yang ketat.

“Peserta wajib mengantongi hasil swab antigen, bermasker, cek suhu tubuh dan lainnya,” kata Sabil.

Bagi peserta yang suhu tubuhnya tinggi, maka disediakan ruang khusus agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Semisal peserta sakit (positif), maka bisa rescheduling (penjadwalan ulang),” terangnya. (Deni).

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin