Advertorial

Minim Sumbang PAD, Dewan Dorong Audit 2 Perumda Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Minimnya pendapatan asli daerah (PAD) yang disumbangkan perusahan umum daerah (Perumda) Aneka Usaha Seger dan Perkebunan Panglungan menjadi sorotan serius sejumlah fraksi di DPRD Jombang. Mereka menilai, dua perumda tidak sehat dalam mengelola perusahaan dan mendorong dilakukan audit keuangan.

Achmad Tohari Sekretaris Fraksi PKS Perindo, menyoroti penghasilan yang didapatkan dari Perumda Aneka Usaha Seger dan PD Panglungan. Karena menurutnya, PAD yang dihasilkan bisa lebih dari pada yang didapatkan saat ini. “Sekarang PAD Aneka Usaha Seger disampaikan hanya Rp 29 juta tahun kemarin. Panglungan malah tidak memberikan kontribusi apapun,” ujarnya.

Menurutnyaa, Perumda Perkebunan Panglungan yang mempunyai lahan seluas kurang lebih 95 hektare, apabila lahan itu dikelola dengan baik, pasti menghasilkan PAD yang sangat besar.

Sedangkan, untuk Perumda Aneka Usaha Seger yang mempunyai beberapa kegiatan usaha, seperti klinik, laboratorium, apotek dan percetakan, hanya bisa menghasilkan Rp 29 juta. ”Saya rasa memang dua perumda itu masih kurang sehat,” katanya.

Bahkan, Tohari mengungkapkan, seperti beberapa waktu yang lalu ada pihak ketiga yang mau menyewa lahan Perkebunan Panglungan dan bisa membayar Rp 300 juta per tahun. “Itu lebih menguntungkan dibandingkan sekarang, yang justru tidak bisa memberikan kontribusi apapun. Kalau menurut saya kan mending disewakan saja dibandingkan dikelola sekarang tidak menghasilkan PAD,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Kartiyono, Wakil Ketua Fraksi PKB. Ia mengungkapkan, badan usaha milik daerah (BUMD) masih belum dimaksimalkan untuk menyetor PAD, terutama di Perumda Perkebunan Panglungan dan Aneka Usaha Seger.

”Padahal kita mempunyai banyak potensi baik SDM (Sumber Daya Manusia) maupun SDA (Sumber Daya Alam),” katanya.

Menurutnya, pemerintah juga harus memperhatikan semua perumda. Hanya saja, perumda juga harus mempunyai strategi bisnis yang bagus. Seperti pemberian penyertaan modal, apabila perumda tidak mempuyai strategi bisnis yang baik, pastinya tidak akan berkembang dengan baik.

”Kita ingin tahu strategi bisnis apa yang akan dilakukan dan target apa yang akan diberikan apabila diberikan penyertaan modal. Karena apabila itu tidak linier maka penyertaan modal tidak akan maksimal. Modal berapapun yang akan diberikan pasti akan habis nantinya,” tegasnya.

Melihat kegiatan usaha yang dimiliki perumda Aneka Usaha Seger, mulai dari klinik, apotek, laboratorium dan percetakan, seluruhnya jenis usaha produktif. ”Harusnya bisa menyetor PAD maksimal,” bebernya.

Termasuk potensi yang dimiliki Perumda Perkebunan Panglungan, dimana perkebunan tersebut memiliki lahan mencapai 90 hektare lebih dan ditanami berbagai tanaman produktif, mulai cengkeh, kopi, kakao, durian belum termasuk hasil kayunya. ”Misal tidak menyetor PAD, ini tentu kita pertanyakan, kok bisa,” bebernya.

Karenanya, selain melakukan evaluasi, politisi PKB ini mendorong agar dilakukan audit keuangan, sehingga diketahui nanti, apa penyebab PAD yang dihasilkan tidak maksimal.

”Tentu ini harus ada audit biar semua tahu, bagaimana pengelolaan perusahaan tersebut. Apakah memang disengaja atau seperti apa. Karena namanya perusahaan daerah masih menjadi campur tangan pemerintah. Karena perumda didirikan itu untuk menopang PAD yang nantinya untuk masyarakat juga,” pungkas Kartiyono.