JEMBER, FaktualNews.co – BBM jenis Pertalite di Kabupaten Jember langka sejak seminggu terakhir. Para pembeli BBM Pertalite khususnya pengendara motor, harus rela antri panjang untuk bisa membeli BBM Pertalite.
Hal ini seperti yang tampak di SPBU Baratan, Kecamatan Patrang, Jember. Tampak antrean panjang terjadi di jalur pertalie di SPBU ini. Bahkan, untuk BBM jenis pertamax juga mengalami hal yang sama.
Menurut salah seorang pembeli BBM Pertalite Wahyu (20) warga Kecamatan Patrang, Jember, mengatakan, dirinya harus antri berjam-jam untuk bisa beli BBM.
“Katanya semingguan ini. Bahkan kemarin saya sampai antri 2 jam baru bisa beli bensin (BBM),” kata Wahyu saat sedang antri di SPBU Baratan, Jumat (8/10/2021).
Kondisi antri BBM jenis pertalite itu, membuat sebagian pengendara terpaksa membeli BBM eceran
“Biasanya kan kalau pertalite ramai, pindah ke Pertamax. Tapi sama saja antri panjang. Bahkan tidak lama, tiba-tiba dibilang habis sama petugas. Itu saya alami sendiri. Akhirnya kalau gitu terpaksa beli eceran. Per botol biasanya Rp 10 ribu (BBM pertalite). Sekarang juga naik Rp 2 ribu. Jadi Rp 12 ribu,” tandasnya.
Sementara itu, pemilik SPBU Baratan Wahyu Nugroho mengatakan, jika kelangkaan BBM Pertalite terjadi sejak 1 Oktober 2021 kemarin.
Pria yang juga akrab dipanggil Nuki ini menduga, kelangkaan itu dipicu adanya masalah di PT PERTAMINA (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap yang merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar.
“Kurang paham juga pastinya, karena belum ada pemberitahuan dari Pertamina. Tapi mungkin kapal (tanker) pertamina belum bisa sandar di pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi,” ujar Nuki ini saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Jumat (8/10/2021).
Kata Nuki, dari info terakhir yang diterima, akhirnya Kapal Tanker Pertamina bisa bersandar. Tapi masih butuh waktu untuk proses pemindahan.
“Dari kapal butuh waktu 2 – 3 hari ke depan, untuk kemudian bisa terdistribusi ke Jember,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Nuki, SPBU tempatnya juga mendapat pembatasan jatah.
“Kondisi sekarang (dinilai langka), hanya dapat 5 ribu liter. Padahal biasanya 15 ribu liter. Jadi ya tidak cukup untuk kebutuhan,” ungkapnya.
Terkait pembatasan BBM jenis pertalite itu, lebih jauh Nuki juga menyampaikan, hal itu juga berlaku untuk BBM jenis Bio Solar.