MOJOKERTO, FaktualNews.co – Komisi II DPRD Kota Mojokerto mendapat temuan bahwa pengerjaan proyek Tugu Alun-alun Kota Mojokerto masih minus 11 persen.
Dari temuan yang didapat saat inspeksi mendadak (sidak) di lokasi, alat kelengkapan DPRD Kota Mojokerto yang membidangi pembangunan tersebut menduga adanya indikasi pengerjaan secara subkontrak.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto Moch. Rizky Pancasilawan menduga, proyek tersebut ada indikasi disubkontrakkan.
“Proyek Alun-alun minus 11 persen. Indikasinya proyek tersebut disub (kontrak) kan. Tapi ini baru dugaan. Dilokasi kami ketemu empat pekerja, dan mereka orang Mojokerto. Ditanya siapa bosnya, bilangnya nggak tahu. Kepala tukangnya ngomong kalau mereka anak buah Andika,” kata Rizky, Kamis (14/10/2021).
Atas temuan ini, Rizky menegaskan akan memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) selaku pemilik proyek dalam waktu dekat. “Dalam waktu dekat akan kita panggil DLH,” katanya tegas.
Kesalahan Hitung
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto, Erijanto Mukti Wibowo menjelaskan, ada kesalahan hitung RAB (Rancangan Anggaran Belanja) dari pemenang proyek tersebut.
“Untuk pembuatan ornamen tugu di spek-nya sebesar Rp 450 juta, namun dalam hitungan pemenang tender tertulis Rp 9 juta. Karena adanya perbedaan yang besar sehingga mereka kesulitan keuangan karena beda hitung-hitungan,” ungkapnya, Kamis (14/10/2021).
Dalam pelaksanaan, pekerja di lapangan sempat tidak bekerja selama 10 hari. Diduga mereka kabur sebulum menyelesaikan pekerjaan.
Namun, Eri mengklaim telah terjadi miss komunikasi antara pihak direktur CV Indra Prasta dengan pekerja di lapangan.
“Ada miskomunikasi, tapi itu sudah kami selesaikan. Direktur CV Indra Prasta sudah kami temui dan memberikan surat pernyataan siap berkomitmen mengerjakan proyek sampai selesai,” tandasnya.
Berita sebelumnya:
• Tugu Alun-alun Kota Mojokerto Direhab Telan Rp 2,3 M, DLH: Program Prioritas Wali Kota
• Viral Tugu Alun-alun Kota Mojokerto Dihancurkan, Netizen Serbu dengan Kecaman
• Ditinggal Pekerja, Proyek Rehabilitasi Alun-alun Kota Mojokerto Mangkrak
Respon Masyarakat
Pantauan di lokasi, proyek yang di jadwalkan selesai pada bulan Desember 2021 mendatang belum menyentuh pembangunan fisik tugu. Sementara, titik tengah lokasi pembangunan telah rata dengan sisa-sisa material tugu Alun-alun yang lama.
Proses pengerjaan proyek ini menjadi sorotan berbagai kalangan. Terutama kalangan aktivis mahasiswa. Di pagar pembatas proyek terpasang tulisan ‘Proyek Prank’ yang dipasang oleh Aktivis HMI Cabang Mojokerto.
Ketua Cabang HMI Mojokerto, Elang Tedja menyebut, proyek ini merupakan ‘proyek prank’ atau senda gurau yang dirancang oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto.
Ia menilai, ditengah situasi pandemi Covid-19 masyarakat tidak butuh pembangunan yang menyedot anggaran miliaran. Menurutnya, yang dibutuhkan masyarakat adalah perbaikan ekonomi.
Elang mendesak Pemkot Mojokerto serius membenahi kinerjanya.
“Masyarakat tidak butuh sesuatu yang megah yang menyedot anggaran hingga miliaran rupiah, namun butuh perbaikan ekonomi. Oleh karena kami HMI Mojokerto mendesak kinerja aparatur pemerintah,” tandasnya, Kamis (14/10/2021 ).
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Mojokerto, Ikhwanul Qirom.
Ikhwan meminta, Pemkot Mojokerto mengevaluasi proses pengerjaan yang dilakukan CV Indra Prasta itu. Bahkan, bila perlu menindak tegas jika molor.
“Mumpung ada waktu, bagaiman mereka (Pemkot) mendesak pelaksana proyek bisa mengerjakaan tepat waktu. Termasuk memberi sanksi tegas dengan memasukkan daftar hitam. Jangan sampai nanti ada pemberlakuan denda, lantaran pekerjaan molor,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ikhwan mewanti agar tidak ada permainan dalam proyek pebanguanan yang menyedot Rp 2,3 miliar itu.
“Tentunya jangan sampai ada permainan dari oknum yang memanfaatkan proyek ini jadi ladang korupsi,” katanya.