FaktualNews.co

Viral Tugu Alun-alun Kota Mojokerto Dihancurkan, Netizen Serbu dengan Kecaman

Peristiwa     Dibaca : 1848 kali Penulis:
Viral Tugu Alun-alun Kota Mojokerto Dihancurkan, Netizen Serbu dengan Kecaman
FaktualNews.co/lutfi hermansyah
Tangkap layar video tugu Alun-alun Kota Mojokerto dihancurkan menggunakan alat berat Backhoe viral dan menjadi perbincangan di media sosial, Kamis (9/9/2021).

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Video rekaman tugu Alun-alun Kota Mojokerto dihancurkan menggunakan alat berat berupa backhoe, viral dan menjadi perbincangan di media sosial (medsos), Kamis (9/9/2021).

Diketahui, tugu Alun-alun Kota Mojokerto yang sarat makna sejarah akan mulai direhab dengan anggaran Rp 2,3 miliar. Bahkan, perombakan akan dilakukan secara total, termasuk monumen di bagian tengah yang akan dibangun tinggi dan lancip.

Perombakan total itu disayangkan dan mendapat kritikan dari warganet (netizen) usai video berdurasi 0,26 detik itu beredar di Group Facebook Info Lantas Mojokerto yang diunggah akun Fachryanz Ashter Mericy Sinambella, Kamis (9/92021) siang.

Pantauan FaktualNews.co, hingga pukul 17.30 unggahan tersebut telah mendapat 351 komentar, tanggapan, dan 41 dibagikan.

Rata-rata netizen berpendapat tugu Alun-alun yang dibangun pada 1949 memiliki nilai sejarah dan kenangan bagi masyarakat Mojokerto pada khususnya.

Misalnya, akun bernama @Arie Nyep-nyep berkomentar, kebijakan merenovasi tugu tersebut menunjukkan Pemerintah Kota Mojokerto minim inovasi dan hanya bisa bongkar pasang menghabiskan anggaran.

Minim inovasi, hanya bisa bongkar pasang untuk menghabiskan anggaran, kemajuan jaman tak serta merta menghilangkan peninggalan masa lampau, hrusnya lebih bijak misal kalau punya ide modern hrusnya bikin ditmpat lain bukan meruntuhkan/merubah sebuah alun2 menjadi taman, karna sejatinya taman bukan alon2 kota,” tulisnya dalam kolom komentar.

Akun lain, bernama @Saiful Musthafa pun demikian, ia berpendapat alangkah baiknya renovasi tidak menghilangkan bangunan lama.

“Renovasi boleh tp lebih baik tidak menghilangkan bangunan lama,,,karena itu adalah sebuah ikon yg sudah berdiri puluhan tahun,,,

Walaupun bangunan tidak ada tema Majapahit tp bangunan itu sudah melekat dengan masyarakat Mojokerto,,,,” tulisnya.

Sejarah Alun-alun Kota Mojokerto

Tugu yang berada di tengah tengah alun alun Kota mojokerto disebut dengan nama Tugu Kaca Pengilon, Hal itu karena Lempengan marmer putih dengan bingkai semen bila dilihat dari kejauhan seperti cermin. Karena itu tugu tersebut dijuluki “Tugu Kaca Pengilon”, atau tugu kaca untuk bercermin diri.

Dalam lempengan di tengah tugu tersebut terdapat teks proklamasi asli bukan buatan baru. Tapi dibuat tahun 1949.

Dikutip dari tulisan salah seorang sejahrawan Mojokerto dalam catatan ‘Sepihan Catatan Ayuhan Nafiq’ disebutkan, Mojokerto seperti Kota lainnya di Jawa, pusat pemerintahan itu selalu ada infrastruktur yang bernama Alun-alun di pusat kota.

Dekat dengan Alun-alun terdapat kraton tempat kediaman bupati. serta masjid. Tata Kota semacam itu adalah khas gaya kraton mataram. Namun sesesungguhnya tata Kota itu menjiplak dari Kota majapahitan.

Pada tengah Alun-alun terdapat pohon beringin yang diberi pagar melingkar yang disebut Wringin Kurung.

Pada November 1949, menjelang penyerahan kedaulatan dari pemerintah jajahan Belanda kepada RI, di Mojokerto dilakukan pembicaraan tentang serah terima tersebut.

Di sela perundingan, dibuat kesepakatan untuk membuat tugu peringatan yang diletakkan di Alun-alun mojokerto.

Tidak jelas bagaimana prosesnya sehingga pihak Belanda yang masih menguasai Kota Mojokerto mengizinkannya.

Yang jelas peletakan batu pertama pembangunannya dilaksankan dengan dihadiri oleh pihak RI, Belanda dan pejabat kabupaten yang diangkat oleh Belanda, biasa dikenal dengan nama Recomba.

Tugu peringatan itu kemudian dinamakan tugu proklamasi. Dinamakan demikian karena pada tugu itu terdapat teks proklamasi yang ditulis pada lempengan marmer. Teks itulah yang sekarang tertempel pada sisi selatan tugu.

Pembuatan tugu itu sepertinya tanpa rencana dan desain yang baik. Maklum pada saat itu konsentrasi para punggawa republik tertuju pada proses pemindahan kekuasaan.

Masalah pembangunan belum terpikirkan, apalagi anggaran juga tidak ada alias belum sempat membahas anggaran dan belanja. Maka tidak heran bila bentuk tugu itu teramat sederhana.

Dengan meletakkan di dekat Wringin Kurung, bangunan kotak persegi panjang didirikan. Besarnya cukup untuk menempelkan teks Proklamasi yang terbuat dari marmer.

Lempengan marmer putih dengan binglai semen bila dilihat dari kejauhan seperti cermin. Karena itu tugu tersebut dijuluki “Tugu Kaca Pengilon”, tugu kaca untuk bercermin diri.

Sesederhana apapun tugu itu tetap merupakan bukti kepedulian para pejuang kemerdekaan untuk memberi penanda zaman.

Tidak banyak daerah yang sempat memikirkan dan bisa membuat tugu peringatan seperti itu. Bentuk sederhana bisa jadi untuk mempercepat proses pembuatan agar selesai ketika penyerahan kedaulatan dilaksana pada 17 Desember 1949.

Dan sejarah kembali tercipta di Mojokerto sebab upacara penyerahan mendahului jadwal yang ditetapkan. Mojokerto diserahkan pada tanggal 5 Desember 1949 sehingga menjadi daerah pertama yang diserahterimakan Belanda.

Bentuk tugu proklamasi itu sendiri mengalami beberapa kali pemugaran hingga berbentuk seperti sebelum di renovasi tahun 2021.

Tugu itu letaknya tepat dimana Wringinkurung berada. Kemungkinan penebangan wringinkurung terjadi pada sekitar tahun 1980-an atau akhir dasa warsa 1970-an.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah