Sosial Budaya

Ajaib, Makam di Surabaya Ini Kembali Serong Meski Berkali-kali Diluruskan

SURABAYA, FaktualNews.co – Sebuah makam di Surabaya, konon kembali serong meski sudah berkali-kali diluruskan searah dengan makam di sekitarnya. Lantaran gagal dibuat lurus, makam tersebut kini posisinya nampak berbeda dari yang lain.

Fenomena ganjil ini diungkapkan oleh salah seorang warga Dukuh Menanggal Surabaya yang biasa disapa Os kepada media ini, Sabtu (16/10/2021).

Ia mengatakan, makam serong tersebut milik Syekh Sauqi bin Abdurrohman atau masyarakat sekitar menyebutnya dengan Mbah Sagi.


Artikel menarik lainnya:

‘Ngaji Roso’ di Petilasan Mbah Klomprodjoyo Dukuh Menanggal Surabaya
Cerita Seram Terminal Kedung Cowek Surabaya


Menurut Os, Mbah Sagi adalah orang yang sama dengan Mbah Klomprojoyo. Petilasannya bisa dijumpai di tepi sungai Dukuh Menanggal, belakang Kampus IKIP PGRI Adi Buana Kota Surabaya.

Mbah Sagi merupakan sosok penyiar agama Islam di Surabaya selatan, yang diperkirakan hidup pada abad 15.

“Beliau meninggal pada hari ketujuh Bulan Ramadan. Makanya setiap hari itu selalu digelar haul beliau,” ujar Os.

Makam Mbah Sagi berada di areal pemakaman Islam Menanggal, sebelah selatan Jalan Menanggal VI Kota Surabaya. Untuk membedakan dengan makam lain, warga membangun sebuah cungkup sederhana beratap rendah. Makam itu hingga kini dikeramatkan.


Artikel menarik lainnya:

• Kesaksian Penjaga Soal Angkernya Apartemen Kebonsari Surabaya yang Lama Kosong
• Sisi Lain Rusunawa Tak Berpenghuni di Gunung Anyar Surabaya


Bukan hanya Makam Mbah Sagi yang bercungkup. Beberapa langkah dari kuburan itu, juga terdapat cungkup makam lain yang bentuknya hampir sama, namun lebih luas. Makam itu milik Kiai Abu Kasan beserta keluarga.

“Kalau ini Makam Kiai Abu Kasan atau Mbah Urip Kromo Joyo,” lanjutnya sambil menunjuk ke arah Makam Kiai Abu Kasan.

Terkait fenomena makam Mbah Sagi yang disebut berkali-kali serong usai diluruskan. Os enggan menjabarkan secara gamblang. Namun jika diamati, posisi makam Mbah Sagi memang terlihat membujur ke arah barat laut, mengarah ke makam Kiai Abu Kasan. Sehingga kesannya berbeda bila dengan kuburan lain yang ada di sekitarnya.

“Seringkali dibenahi, tetap miring. Dibenahi miring lagi, mungkin inginnya begitu. Mungkin ada semacam kontak apa begitu sehingga arahnya terus ke situ (makam Kiai Abu Kasan),” tuturnya.