Sosial Budaya

Tradiri Keresan, Cara Warga di Mojokerto Peringati Maulid Nabi Muhammad

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Perayaan Maulid Nabi Muhammad di kalangan umat islam terdapat beragam kekhasan dan tradisi. Tiap daerah di Indonesia berbeda-beda, tergantung kebiasaan dan adat istiadat daerah setempat.

Meskipun berbeda dalam bentuk perayaannya, pada hakikatnya tradisi maulid tidak hanya sekadar sebagai pengingat sejarah bagi kaum muslim. Tradisi ini juga sebagai pengingat umat muslim akan sosok Rasulullah yang menjadi inspirasi paling sempurna bagi seorang muslim dalam menjalani apa pun dalam realitas kehidupannya.

Salah satu daerah yang memiliki tradisi unik merayakan Maulid Nabi Muhammad adalah Desa Mengelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Namanya tradisi keresan.

Keresan adalah tradisi berebut buah, sayur, sandal, sepatu kopyah, hingga baju dan barang-barang lainnya yang digantungkan di pohon keres.

Tua-muda, pria-wanita nampak saling berdesakan. Bocah-bocah pun seakan tak mau ketinggalan. Mereka ikut merangsek berusaha mencari tempat terdepan.

Mereka berebut sambil berteriak-teriak, sesekali menggelak tawa. Raut wajah mereka nampak sumringah meski ada yang jatuh tersungkur.

Kepala Dusun Mengelo, Chalul fidiyan mengatakan, barang-barang yang ada di pohon keres itu mengartikan pohon keres berbuah berbagai macam yang dapat membuat orang bahagia.

“Benda-benda yang digantung itu tanda kebahagian, jadi kita semua itu merasa senang. Sehingga arti keres berbuah berbagai macam itu keres pun ikut senang atas kelahiran nabi Muhammad,” katanya.

Momen berebut barang-barang yang menggantung di pohon keres juga menandakan kebahagian. “Termasuk warga sekitar atau luar , Mereka artinya ikut senang dengan kelahiran nabi,” tukas Chalul.

Menurut Chalul, Tradisi keresan sudah berjalan turun-temurun, berlangsung sejak ia masih kecil. Sehingga tradisi keresan ini mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Maka tak heran jika tradisi ini selalu diserbu warga setiap tahunnya. Bahkan, tidak hanya warga desa setempat, warga dari desa lain ikut tumpah ruah mengikuti tradisi keresan ini.

“Ini tradisi tinggilan dari orang-orang terdahulu untuk memperingati hari kelahiran nabi Muhammad,” jelasnya.

Selain tradisi keresan, di Desa tersebut juga menggelar vaksinasi massal untuk mendukung pemerintah percepatan vaksinasi.