KEDIRI, FaktualNews.co – Seorang ibu rumah tangga bernama Agus Praptina (50) warga Perumahan Canda Bhirawa Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, menggeluti usaha batik ecoprint. Ibu yang biasa disapa dengan Ibu Seno tersebut, mulai menekuni batik ecoprint sejak 2017 silam, setelah sebelumnya menekuni kerajinan tas dari kain perca batik.
Namun sejak mengenal batik ecoprint yang ramah lingkungan, lantaran bahan pewarna batik ecoprint dari bahan alami, seperti dari daun, batang dan kulit tumbuhan yang didapat dari lingkungan rumahnya, sejak itu ibu Seno mulai konsen di seni batik ecoprint.
“Awalnya saya diberitahu oleh teman jika di daerah Jawa Tengah mulai booming atau rame seni batik ecoprint. Kemudian saya ikut pelatihan-pelatihan dan kursus, sehingga mampu membuat seni batik ecoprint.” kata Ibu Seno, pembatik ecoprint, Rabu (20/10/2021).
Kesenian cetak asal Negara Turki ini, yakni memanfaatkan tumbuhan alami sebagai motifnya. Kalau di Kediri daun tumbuhan yang biasa digunakan perajin untuk motif ecoprint antara lain daun jati, kalpataru, jarak, lanang, kosmos, tabebuya dan bunga airmata pengantin.
“Tinggal imajinasi kita untuk membuat pola atau motif batik dari daun-daun yang ada di sekitar lingkungan kita,” tambah Ibu Seno.
Cara membuat batik ecoprint cukup mudah. Yakni kain yang sudah dibersihkan lalu direndam, dan selanjutnya kain dibentangkan di lantai.
“kemudian kita menata daun sesuai imajinasi kita atau motif yang kita inginkan. Setelah daun tertata, selanjutnya ditutup dengan kain dan dibungkus dengan plastik.” ujar Ibu Seno.
Proses selanjutnya kain dan plastik digulung dan diikat, kemudian di kukus selama dua jam. Setelah itu kain diangkat dan diangin-anginkan selama 4 hingga 5 hari.
“Alhamdulillah, dengan dibantu oleh beberapa anggoga keluarga dan karyawannya, dalam sebulan kami mampu menjual 50 hingga 100 potong kain untuk kemeja, baju gamis, taplak meja dan sajadah.” kata Seno.
Harga jual kain batik ecoprint ukuran 2 meter kali 1,15 meter dijual seharga 350 ribu, sedangkan untuk sajadah dijual 100 ribu rupiah.
“Meski kemarin sempat terkena imbas dari pandemi, alhamdulillah sekarang mulai stabil lagi sejak PPKM di beberapa daerah mulai turun levelnya.” kata Ibu Seno.
Tidak hanya membuat batik ecoprint dari kain, Ibu Seno juga bisa membuat batik ecoprint pada kulit domba.
“Biasanya kalau dari kulit domba dipakai untuk bahan sepatu, tas serta dompet. Harganya bisa 600-700 ribu perlembarnya.” tandas Agus Suprapti atau Ibi Seno.
(Aji)