Teknologi

Mengenal Metaverse yang Sekarang Menjadi Fokus Mark Zuckerberg

SURABAYA, FaktualNews.co – Istilah metaverse menjadi booming setelah Mark Zuckerberg dikabarkan berencana melakukan branding ulang dengan mengganti nama Facebook.

Langkah Mark Zuckerberg tersebut diambil konon untuk mengukuhkan pandangan publik bahwa lelaki istri dari Priscilla Chan itu fokus dalam membangun metaverse. Lalu apa itu metaverse?

Istilah metaverse

Kata metaverse merupakan istilah yang dibangun dari dua kata yang digabungnkan, yaitu meta universe.

Dikutip dari Wikipedia, kata “meta” berarti melampaui dan kata dasar “verse” diambil dari “universe” biasa digunakan untuk menggambarkan konsep iterasi internet di masa depan, yang terdiri dari ruang virtual 3D yang terus-menerus, bersama, yang terhubung ke alam semesta virtual yang dirasakan.

Metaverse dalam arti yang lebih luas mungkin tidak hanya merujuk pada dunia virtual, tetapi internet secara keseluruhan, termasuk seluruh spektrum perluasan realias.

Sejarah istilah metaverse

Istilah ini diciptakan dalam novel fiksi ilmiah Neal Stephenson tahun 1992, Snow Crash, di mana manusia, sebagai avatar, berinteraksi satu sama lain dan agen perangkat lunak, dalam ruang virtual tiga dimensi yang menggunakan metafora dunia nyata.

Stephenson menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan penerus berbasis realitas virtual ke internet. Konsep yang mirip dengan metaverse telah muncul dengan berbagai nama dalam genre fiksi cyberpunk sejauh tahun 1981 dalam novel True Names.

Stephenson menyatakan dalam kata penutup Snow Crash bahwa setelah menyelesaikan novelnya ia belajar tentang Habitat, sebuah MMORPG awal yang menyerupai metaverse.

Konsep dunia maya, yang pertama kali muncul dalam cerita pendek ‘Burning Chrome’ oleh William Gibson (Omni, Juli 1982), adalah tema sentral dalam novelnya yang inovatif tahun 1984, Neuromancer.

Metaverse berbeda dari “konsep dunia maya yang lebih inklusif yang mencerminkan totalitas ruang online bersama di semua dimensi representasi”.

Tidak seperti, misalnya, dalam konsep fiksi yang diperkenalkan di Neuromancer, yang ditandai dengan pemisahan Cartesian dari tubuh dan pikiran, metaverse memungkinkan penggunanya untuk mengakses lingkungannya sambil tetap sadar akan dunia mereka.

Hal ini ditunjukkan dalam teknologi yang disebut tak terlihat untuk terlihat (I2V) yang sedang dikembangkan Nissan, yang melapisi kaca depan mobil dengan informasi virtual serta fitur yang mencakup kemampuan untuk memanggil avatar 3D dalam mobil.

Karena banyak game online multipemain masif berbagi fitur dengan metaverse tetapi hanya menyediakan akses ke instance non-persisten, yang dibagikan hingga beberapa lusin pemain, konsep game virtual multiverse telah digunakan untuk membedakannya dari metaverse.

Elemen-elemen metaverse

Unsur-unsur metaverse meliputi banyak hal termasuk video conferencing, game seperti Minecraft atau Roblox, cryptocurrency, email, virtual reality, media sosial dan live-streaming.

Dunia maya yang disebutkan di atas terus berkembang dan mencakup berbagai lingkungan virtual yang memanfaatkan kecanggihan komputer.

Dunia maya yang berkembang seperti itu menunjukkan ‘big bang’ digital yang didorong oleh berbagai teknologi dan ekosistem.

Teknologi adalah enabler yang mendorong transisi dari internet saat ini ke metaverse, seperti Extended Reality, User Interactivity (Human-Computer Interaction), Artificial Intelligence, Blockchain, Computer Vision, Edge and Cloud computing, dan Future Mobile Networks.

Hebatnya, ekosistem metaverse memungkinkan pengguna manusia untuk hidup dan bermain dalam ranah mandiri, gigih, dan berbagi. Oleh karena itu, ekosistem metaverse mempertimbangkan elemen yang berpusat pada pengguna termasuk avatar, pembuatan konten, ekonomi virtual, penerimaan sosial, keamanan dan privasi, serta kepercayaan dan akuntabilitas.