FaktualNews.co

Balita di Kota Kediri Bisa Dapat Vaksinasi PCV Gratis, Ini Syaratnya

Kesehatan     Dibaca : 1219 kali Penulis:
Balita di Kota Kediri Bisa Dapat Vaksinasi PCV Gratis,  Ini Syaratnya
FaktualNews.co/ Istimewa/
Seorang balita di Kota Kediri mendapat suntikan vaksin gratis dari tenaga kesehatan Dinkes Pemkot Kediri.

KEDIRI, FaktualNews.co – Balita di wilayah Kota Kediri yang terlahir mulai April 2021 berkesempatan untuk mendapat suntikan gratis vaksin konjugasi pneumokokus atau Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV).

Kesempatan itu bisa diperoleh dengan mendaftar secara online ke nomor WhatsApp bidan desa/kelurahan tempat si balita berdomisili.

Imunisasi PCV kepada balita bertujuan untuk mencegah dari penyakit pneumonia atau radang paru, akibat bakteri Pneumokokus. Pemberiannya dilakukan tiga kali, ketika bayi berusia dua bulan, tiga bulan, dan 12 bulan.

Mengapa hanya bayi yang terlahir mulai April 2021? Pengelola Program Imunisasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri Meylany Rosa Puspita mengatakan, pembatasan tanggal lahir mulai April 2021 karenakan program imunisasi PCV gratis baru dirilis Juni 2021.

“Kami membuka pendaftaran online via WhatsApp untuk balita yang belum diimunisasi PCV. Khusus balita yang lahir mulai April 2021,” kata Meylany Rosa Puspita, Selasa (23/11/2021).

Meylany menambahkan, informasi soal nomor telepon hotline bidan desa itu bisa didapat dari Puskesmas terdekat atau dari kader Posyandu dan Puskesma Pembantu (Pustu).

“Usai mendaftar via WA ke bidan desa, nanti akan dijadwalkan waktu imunisasi PCV-nya. Mendaftarnya bisa kapan saja, tetapi imunisasinya dibuka setiap Rabu atau Kamis. Dua hari itu Puskesmas buka selama pandemi, dan hari lainnya tutup,” kata Meylany.

Menurut Meylany, Kota Kediri sendiri termasuk satu dari delapan daerah di Jawa Timur yang mendapatkan prioritas pemberian imunisasi PCV gratis dari pemerintah.

Tujuh kabupaten/kota lainnya adalah Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri dan Kota Malang.

“Kami mendapatkan introduksi vaksin PCV mulai Juni 2021, sehingga kami telah memberikan pengumuman, melalui radio, baliho, bagi bayi kelahiran mulai April 2021. Namun karena kondisi covid, capaian vaksin masih 18 persen. Untuk itu, kami kembali mengajak ibu-ibu agar segera mendaftar online,” Ujar Meylany.

Imunisasi PCV, lanjut Meylany, bisa diberikan secara gratis bagi balita Kota Kediri. Hal itu karena PCV telah masuk sebagai imunisasi rutin yang dibiayai pemerintah, seperti halnya imunisasi BCG, DPT, Campak. Sementara, Kota Kediri mendapat kesempatan pertama dalam masa pengenalan.

“Kalau suntik sendiri di dokter spesialis, harga vaksin PCV ini sekali suntik 1 jutaan Rupiah,” kata Meylany.

Sementara itu, epidemiolog Unair Surabaya, Dr Atoillah Isfandiari mengemukakan, pneumonia adalah radang paru-paru yang penyebab utamanya adalah infeksi mikroorganisme (bakteri, jamur, virus) dan bahan kimia.

“Sebagian besar mikroorganisme penyebab pneumonia adalah bakteri Pneumokokus,” jelas Atoillah.

Gejala awalnya, Atoillah melanjutkan, seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), yakni batuk pilek di bagian saluran nafas atas. Kalau kumannya turun ke paru-paru, maka menyebabkan paru-paru radang atau rusak yang dinamai pneumonia.

“Sama seperti Covid-19, awalnya ISPA, kalau kumannya masuk paru-paru jadi pneumonia. Bakteri Pneumokokus ini juga kalau masuk ke paru-paru menyebabkan radang atau pneumonia,” kata dr Atok.

Hal paling rentan, jika terserang pneumonia akibat bakteri Penumokokus ini adalah bayi di bawah setahun. Sebab, pada anak-anak atau balita, seperti batuk pilek biasa.

“Namun, kemudian frekuensi nafasnya meningkat, menggeh-menggeh bahasa Jawanya, atau ngos-ngosan. Kalau begini, balitanya segera bawa ke dokter atau puskesmas terdekat agar bisa cepat diantisipasi,” kata dr Atok.

Dr Atok menyarankan, kalau anak mulai sesak, idealnya harus dibawa ke puskesmas atau dokter. Hal itu untuk memastikan apakah mengarah pada pneumonia. Jikalau memang pneumonia, tidak bisa dilakukan perawatan di rumah. Apalagi kalau anaknya sampai biru-biru di titik yang jauh dari jantung (misalnya ujung jari), maka sudah butuh ventilator.

“Jadi memang usia rawan adalah bayi di bawah 1 tahun. Karena daya tahan tubuh belum terbangun dengan mantap,” tutur Atoillah.

Wakil Dekan 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair ini mengatakan, pneumonia adalah penyebab kematian terbanyak pada balita, sehingga langkah terbaik adalah mencegah agar tidak sampai parah pada balita.

Upaya pencegahan utama adalah meningkatkan daya tahan tubuh balita. Misalnya dengan ASI eksklusif, perbaikan gizi, menjaga kebersihan ruangan dan lingkungan, serta menjauhkan dari orang yang terkena ISPA.

“Bila sang ibu menderita batuk pilek, sebaiknya jaga jarak. Untuk kebutuhan ASI bisa dipompa. Kalau toh harus dekat anaknya, wajib mengenakan masker. Cara selanjutnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita terhadap serangan pneumonia karena Pneumokokus adalah dengan imunisasi,” tutup Atoillah. (aji)

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Tags