Gempa, Warga Jember Lari ke Perbukitan Selamatkan Diri
JEMBER, FaktualNews.co – Musibah gempa berkekuatan magnitudo 5,1 SR mengguncang Jember sekitar pukul 06.01 WIB, Kamis (16/12/2021) pagi.
Dari asessment sementara yang dilakukan BPBD Jember, warga yang terdampak gempa paling banyak dialami di daerah pesisir Pantai Selatan. Seperti yang terjadi di sekitar Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.
Data yang dihimpun sementara, ada 16 warga terdampak dan 3 orang jadi korban di wilayah setempat.
Salah seorang warga setempat Abdul Rosyid (46) mengatakan, terkait guncangan gempa yang terjadi pagi hari itu, membuat warga panik.
“Saat itu saya sedang bersih-bersih di ladang sebelah rumah. Tiba-tiba gempa datang dan mengguncang serasa kayak terlempar,” kaya Rosyid saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Rosyid mengatakan, saat terjadinya gempa itu, anak-anak dan istrinya sedang beraktifitas seperti biasa.
“Ketika gempa terjadi, saya selamatkan anak saya yang paling kecil di depan rumah, anak pertama ada di luar rumah. Kemudian anak saya yang kedua di dalam kamar mandi. Satu-satu saya selamatkan, terutama yang di dalam kamar mandi sampai pingsan. Karena kejatuhan atap plafon,” jelasnya.
Setelah terjadinya gempa, lanjut Rosyid, ia bersama istri dan anak-anaknya langsung lari menyelamatkan diri ke perbukitan.
“Bersama warga lainnya juga, karena khawatir ada tsunami. Anak saya yang kedua dengan kondisi luka di kepala, dada, dan kakinya saya gendong. Tapi alhamdulillah tidak sampai tsunami terus saya bawa ke Puskesmas,”ucapnya.
“Alhamdulillah tidak parah, setelah itu saya bawa pulang dan dirawat di rumah saudara,”sambungnya.
Pulang ke rumah lanjut Rosyid, warga memeriksa kondisi rumahnya masing-masing. Diakui gempa yang mengguncang pagi tadi itu memberikan dampak kerusakan cukup parah.
“Kalau rumah saya rusak parah di bagian dapur dan kamar mandi. Kalau rumah tetangga retak-retak. Bahkan motor honda beat saya sampai pecah bagian kaca spidometer nya kejatuhan batang bambu atap rumah itu,” ungkapnya.
Ditanya apakah akan mengungsi di tempat aman. “Untuk sementara saya mungkin akan mengungsi di rumah saudara dulu. Tidak mau ke tempat pengungsian,” katanya.
Sementara itu warga lainnya Siti Lutfiah (26) mengatakan, saat terjadinya gempa dirinya juga sempat menjadi korban. Ia saat itu berada di luar rumah, dan saat terjadinya gempa bermaksud menyelamatkan anaknya yang berada di dalam rumah.
“Anak saya yang kecil (umur 12 tahun) sedang tidur tadi itu (saat gempa) di dalam kamarnya. Saya masuk ke dalam rumah dan mau menggendong. Tiba-tiba atap plafon jatuh, saya pun berusaha menyelamatkan. Akhirnya kena tangan saya dan kaki (bagian paha) kejatuhan atap plafon,” ujar Lutfiah.
“Alhamdulillah anak saya selamat juga dibantu juga oleh suami. Saya yang terluka karena kejatuhan plafon ini,” sambungnya.