FaktualNews.co

HET Minyak Goreng Turun, di Pasar Tradisional Mojokerto Harga Masih Tinggi 

Ekonomi     Dibaca : 967 kali Penulis:
HET Minyak Goreng Turun, di Pasar Tradisional Mojokerto Harga Masih Tinggi 
FaktualNews.co/Lutfi.
Kadisperindag Kabupaten Mojokerto, Muhammad Iwan Abdillah sidak di pasar tradisional Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Kamis (20/1/2022). 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pemerintah pusat resmi menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng, yakni sebesar Rp 14.000,00 per liter yang berlaku sejak Rabu (9/1/2022) pukul 00.00 WIB.

Namun nyatanya kebijikan tersebut masih belum sepenuhnya diterapkan para pedagang. Misalnya, sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, harganya di atas HET (harga eceran tertinggi). Pasalnya, pedagang  masih membanderol minyak goreng dengan  harga yang masih terbilang cukup tinggi, kisaran Rp 18.500 sampai dengan Rp 19.500 per liter.

“Ini masih masih belum sesuai,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Iwan Abdillah usai sidak di Pasar Tradisional Kedungmaling, Kamis (20/1/2022).

Ia menjelaskan, kebijakan pemerintah yang disampaikan Kementrian Perdagangan pada Selasa (18/1/2022) malam, pasar tradisional diberikan waktu menyesuaikan harga eceran terendah (HET) selama satu minggu sejak dikeluarkannya kebjikan tersebut.

Sementara untuk ritel modern seperti swalayan sudah mulai memberlakukan harga Rp 14.000 ribu per liter.

“Di pasar tradisional masih dalam proses penyesuaian. Saya minta para pedagang agar ketika kulakan menanyakan kepada produsen harganya disesuaikan dengan yang ditetapkan pemerintah, yakni dibawah Rp 14 ribu. Sehingga dijualnya nanti bisa Rp 14 ribu,” jelasnya.

Selain itu, ia juga meminta kepada pihak UPT pasar tradisional untuk memantau dan berkoordinasi kepada para pedagang minyak goreng selama beberapa hari kedepan.

“Kalau memang mereka kulakan dan ditemukan harganya masih tinggi, akan kita telusuri. Kita inventarisir dulu, kalau masih tinggi akan kita laporkan ke Disperindag Provinsi,” tambah Iwan.

Tingginya harga minyak goreng ini sangat mempengaruhi terhadap pedagang gorengan. Tak sedikit pedagang yang kelimpungan menyiasati jualannya agar tetap untung.

Bahkan salah seorang pedagang tahu goreng di pasar tradisional, Rohmatin mengaku sempat menangis karena harganya tak kunjung turun.

“Susahnya itu kalau barangnya (tahu goreng) dikecilkan, pembeli protes. Kalau tetap ukuran seperti biasa ya kita rugi. Rasanya nangis jualan tahu goreng,” tukasnya.

Ia mengaku senang jika di swalayan sudah mulai turun. Meski dibeberapa toko ada yang belum.

“Ya saya senang sekali, di swalayan sudah turun. Kalau di toko-toko rumahan ada yang belum,” pungkasnya.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin