23 Siswa SMPN di Jember Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Peredaran Pil Koplo
JEMBER, FaktualNews.co – Dari 37 siswa kelas 8 dan 9 sebuah SMPN di Jember yang diamankan di Mapolsek Patrang, Jember, akhirnya tinggal 23 siswa yang diperiksa. Mereka di[eriksa terkait dugaan peredaran pil koplo jenis Trex warna putih logo Y di SMPN bersangkutan.
Kanit Reskrim Polsek Patrang IPTU Joko Sudigdo, mengatakan masih dilakukan pemeriksaan terhadap puluhan siswa tersebut.
Dari penyelidikan polisi, juga ikut diamankan satu orang terduga pelaku berinisial DV (21) warga Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari. DV diduga kuat mengedarkan pil koplo di sekolah.
“Kami masih melakukan penyelidikan juga pemeriksaan saksi-saksi. Kalau siswa sekolah yang kami periksa ada 23 siswa,” kata Joko di Mapolsek Patrang, Selasa (25/1/2022).
Joko mengatakan, pemeriksaan terhadap puluhan siswa sekolah SMP itu berdasarkan informasi dari masyarakat.
“Kami juga menindaklanjuti laporan dari guru, yang menyebut di salah satu sekolah ada peredaran okerbaya (pil koplo) itu. Kemudian kami koordinasi dengan pihak sekolah dan menelusuri. Kemudian 23 siswa itu kami bawa ke Mapolsek Patrang,” ujarnya.
“Dari penyelidikan itu kemudian kami kembangkan, dan berhasil mengamankan satu orang terduga pelaku yang mengedarkan (okerbaya) itu. Dia kemudian juga kami amankan,” sambungnya.
Dari penyelidikan polisi, lanjut mantan Kapolsek Sumberjambe ini, polisi mengamankan 72 butir okerbaya jenis trex warna putih logo Y.
“Dari tangan siswa di sekolah, juga kami amankan 16 butir. Beruntung obat itu belum sempat dipakai (konsumsi), tapi hanya dipegang dan langsung kami amankan,” ucapnya.
“Saat ini masih kami dalami dan melanjutkan proses penyelidikan di mapolsek,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, anggota Polsek Patrang mengamankan puluhan siswa sebuah SMPN di Jember. Para siswa itu kemudian dibawa ke mapolsek untuk menjalani pemeriksaan.
Puluhan siswa itu menunduk malu dan menangis saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Patrang.
Tampak juga sejumlah guru yang ikut mendampingi para siswa, dan juga para wali murid yang menjemput anak-anaknya.
Seorang guru berseragam putih hitam enggan untuk dikonfirmasi. “Maaf bukan ranah kami untuk menjawab. Biar nanti ibu kepala sekolah. Kami hanya memenuhi panggilan Pak Polisi,” ucap guru guru itu.