Ekonomi

Pasar Minyak Goreng Murah di Mojokerto, Diserbu Warga Berdesakan

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Perindustian dan Perdagangan (Disperindag) menggelar operasi pasar minyak goreng murah di tujuh lokasi, Jumat (28/1/2022).

Disperindag menyiapkan 10 ribu kemasan 1 liter minyak goreng. Sebanyak 60 persen diperuntukkan Industri Kecil Menengah (IKM) dan 40 persen untuk operasi pasar murah.

Tujuh lokasi tersebut, yakni, Pasar Kedungmaling, Pasar Raya Mojosari, Pasar Niaga Mojosari, Pasar Dinoyo Jatirejo, Pasar Trowulan, Pasar Lespadangan Gedeg, dan Pasar Jetis.

Sejak pagi, warga yang didominasi ibu-ibu menyerbu operasi minyak goreng murah di Pasar Raya Mojosari  yang menjual minyak goreng seharga Rp 12.500 per liter. Harga ini dibawah Harga Eceren Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah pusat, yakni Rp 14.000 per liter.

Sehingga, warga rela mengantri dan berdesakan demi mendapatkan minyak goreng murah.

Namun, pembelianya dibatasi. Masing-masing warga hanya boleh membeli maksimal dua liter minyak goreng. Meski demikian, ada sejumlah warga yang kecewa karena kehabisan.

Suliati, salah satu warga mengaku datang sejak pukul 07.00 WIB dan berdesak-desakan akan tetapi tiak dapat.

“Tadi ada yang menyerobot, kan seharusnya tiga baris. Ya kecewalah, pokoknya aku harus dapat. KTP ku sudah diambil soalnya, ” katanya.

Ia sangat membutuhkan minyak goreng murah ini untuk kebutuhan penjualan gorengan yang setiap harinya membutuhkan 6 liter.

“Saya sangat butuh, setiap hari butuh 6 liter untuk jual gorengan. Mumpung murah, Rp 25 dua liter. Biasanya kan Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu dua liter. Kan lumayan ini,” jelas Suliati.

Terpisah, di Pasar Desa Kedungmaling, Kecamatam Sooko, juga demikian, puluhan ibu-ibu menyerbu operasi pasar murah mingak goreng murah yang dipantau langsung Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati.

Salah satu warga, Nur Laili, mengaku terbantu dengan kegiatan operasi pasar murah ini.

“Ngebantu banget yah ini, kita si cari harga yang murah murah aja kita kejar. Apalagi sekarang kondisi keuangan lagi susah gini. Nanti saya beli 2 liter kan batasnya dua aja,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut Nur Laili, dijatah hanya boleh beli dua tidak cukup. Dalam sebulan dirinya bisa meghabiskan empat sampai lima liter minyak goreng.

“Ya tidak cukup kalau dua liter saja. Satu bulan saya bisa habis 4 sampai 5 liter,” tandasnya.

Ia berharap, harga minyak goreng di toko dan pasar kembali normal. Saat ini di toko rumahan harganya masih berkisar Rp 20 per liter.

“Di toko Rp 40 ribu dua liter, saya ingin (harganya) seperti biasanya, sama dengan pasar murah inilah,” tambah Nur Laili.

Sementara, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengimbau masyarakat tidak punic buyying atau membeli dengan jumlah banyak.

Menyikapi hal itu, ia akan menangkal dengan menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui Diskominfo Kabupaten Mojokerto, untuk tidak punic buyying.

“Kita ini tidak ada keterbatasan barang (minyak goreng). Kedepannya pemerintah akan menyediakan subsidi sesuai kebutuhan masyarakat,” terangnya.

Ia menambahkan, meminta masyarakat bersabar menanti harga minyak goreng normal kembali.

“Masyarakat tidak perlu rebutan, tunggu nanti harganya turun, kalau turun malah semakin beruntung,” imbuh Ikfina.