KEDIRI, FaktualNews.co – Beternak di perkotaan yang padat penduduk, memang dikhawatirkan bau yang tidak sedap dari hewan ternak dan kotorannya mengganggu warga sekitar. Namun, hal tersebut ternyata tidak terjadi di pemukiman padat penduduk di sekitar Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ternak Sumber Rejeki Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota Kediri.
Pasalnya, para peternak yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ternak Sumber Rejeki tersebut, tidak menimbulkan bau atau terkesan kotor. Hal ini dikarenakan, kelompok ternak ini memberikan pakan fermentasi untuk hewan ternaknya.
Pemberian pakan fermentasi tersebut dengan tujuan, pertama untuk menghemat biaya karena bahan-bahannya lebih murah. Kedua, untuk proses penyerapan di pencernaan hewan ternak lebih mudah. Ketiga, agar lebih efisien, karena jika memakai bahan pakan hijauan atau rambanan mencarinya susah, harganya mahal dan membersihkan kandangnya juga susah. Namun jika memakai pakan fermentasi membersihkan kandangnya lebih mudah. Dan yang terakhir agar tidak menimbulkan bau kurang sedap.
“Jadi dalam pembuatan pakan fermentasi itu kan ada probiotiknya. Probiotik itu kan bakteri pengurai, jadi menguraikan bahan-bahan yang susah untuk dicerna untuk mempermudah pencernaan, termasuk bau. Bakteri yang menimbulkan bau itu bisa diuraikan oleh probiotik ini. Akhirnya yang menimbulkan bau tidak sedap hilang,” ujar Edi Santosa Ketua Kelompok Ternak Sumber Rejeki Ngronggo, Sabtu (5/2/2022).
Edi Santosa menambahkan, bahan-bahan untuk membuat pakan fermentasi ini mudah ditemui. Seperti daun kering yang tidak digunakan masyarakat, termasuk juga jika ada penebangan pohon dari DLKHP daripada susah buangnya ditampung di sini untuk pakan fermentasi.
Caranya, daun kering, batang pohon dicacah lalu dicampur dengan bahan lainnya seperti molase, probiotik dan kemudian untuk proses fermentasi dengan meletakkan bahan yang telah dicampur di wadah yang kedap udara. Setelah 3 hari proses fermentasi bisa diberikan ke hewan ternak.
“Dari pakan fermentasi ini hewan ternak jadi lebih sehat dan gemuk,” imbuhnya.
Saat ini ada sebanyak 27 ekor kambing di Kelompok Ternak Sumber Rejeki Ngronggo. Pemberian pakan fermentasi kepada kambing-kambing ini sebanyak 2 kali sehari.
Dalam membersihkan kotoran kambing, kandang kambing yang didesain dengan struktur kandang modern ini dibersihkan setiap hari.
Rencananya ke depan, kotoran kambing ini akan dimanfaatkan kembali untuk membuat kompos. Pengelolaan kotoran kambing menjadi kompos akan dilakukan oleh karang taruna di Kelurahan Ngronggo.
“Nanti kotoran kambingnya diselep dan dikemasi 5 kg lalu dijual dan karang taruna yang memproses itu. Paket yang lain, kotoran kambing dicampur dengan berbagai macam bahan untuk membuat kompos dan hanya digunakan untuk menanam saja. Jadi akan ada 2 macam kompos yang dihasilkan,” terang Ketua Kelompok Ternak Ngronggo itu.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membuktikan peternakan ini tidak bau. Dengan datang langsung mengunjungi peternakan yang ada di Jl Sumber gg 1 Ngronggo.
“Ini adalah salah satu contoh peternakan yang cerdas di perkotaan. Di Ngronggo ini Jalan Sumber Gg 1. Pak Edi dan teman-teman memiliki peternakan kambing yang tidak bau sama sekali. Tapi memang makanannya pun dari daun-daunan yang kerja sama dengan DLHKP daunnya. Lalu di fermentasi dan ditambahkan beberapa makanan,” jelas Wali Kota Kediri.