BLITAR, FaktualNews.co – Langkanya minyak goreng dan minimnya pasokan dari distributor, membuat masyarakat di Blitar kesulitan mencari minyak goreng. Bahkan, minyak goreng beberapa hari ini juga kosong.
Hal tersebut, membuat Bupati Blitar, Rini Syarifah meminta masyarakat untuk merubah pola memasak. Yakni dengan mengurangi penggunaan minyak goreng dengan cara direbus atau dikukus.
“Kami menyarankan agar warga Kabupaten Blitar memasak dengan cara direbus dan dikukus untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak goreng,” kata Bupati Blitar, Selasa (22/2/2022).
Rini menambahkan, pengurangan konsumsi minyak goreng juga untuk mengantisipasi stok minyak yang menipis. Dengan mengurangi penggunaan minyak goreng, kata dia, juga akan menjadikan masakan lebih sehat.
“Masyarakat kami sarankan untuk konsumsi pribadi dikurangi saja penggunaan minyak gorengnya. Lebih banyak direbus atau dikukus. Karena itu lebih sehat juga,” ujarnya.
Melalui Dinas Perindustrian Dan Perdagangan, Pemkab Blitar sebenarnya rutin menggelar operasi pasar minyak goreng. Hal ini untuk membantu masyarakat mendapatkan minyak goreng yang susah didapatkan di pasaran.
Sebelumnya Satgas Pangan Polres Blitar juga melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah distributor minyak goreng. Sidak minyak goreng dilakukan untuk memastikan tidak ada penimbunan yang dilakukan oknum nakal, dengan memanfaatkan situasi langkanya minyak goreng di pasaran demi keuntungan sepihak.
Dari sidak tersebut diketahui di UD Tri Mei stok minyak goreng tersisa 900 Karton merk Hemart. Sebagian sudah didistribusikan dengan harga distributor Rp 13.000 perliter.
Sementara di PT. MAYORA, stok minyak goreng saat ini hanya tinggal 200 Karton dengan merk Filma.