Kisah Mistis Pohon Asam Raksasa di Wonocolo Surabaya yang ‘Dihuni’ Satu Keluarga
SURABAYA, FaktualNews.co – Siapapun yang sering melintasi Jalan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, pasti tidak asing dengan keberadaan pohon asam raksasa.
Ya, pohon dengan nama latin Tamarindus Indica itu tumbuh subur di pinggir jalan berdekatan dengan pemukiman warga. Atau tepatnya berada di belokan jalan sebelah utara Kampus Universitas Kristen Petra.
Menurut Kasminem (63), warga setempat, tumbuhan yang lekat dengan cerita mistis ini diperkirakan telah berusia lebih dari 300 tahun.
“Kira-kira tiga abad itu ada, wong nenek saya saja bercerita kalau pohon asam ini sudah ada sebesar ini. Dahulu wilayah ini masih hutan, banyak belukar. Masih sepi,” ujarnya, Rabu (2/3/2022).
Kasminem lantas bercerita, alasan kenapa pohon tua yang kini batangnya terlilit akar beringin itu tak kunjung ditebang. Ia mengatakan, tidak ada pihak yang berani menebang pohon tersebut karena terlalu beresiko. Banyak yang menganggap, tumbuhan raksasa itu ada penunggunya.
Ibu penjual rujak cingur ini menambahkan, suatu ketika pihak Kelurahan Siwalankerto bersama Pemerintah Kota Surabaya berencana akan menebang pohon asam. Pemerintah khawatir pohon tua itu suatu saat roboh menimpa rumah warga. Akan tetapi rencana itu batal setelah penebang malah berlari ketakutan sebelum menebangnya.
Ia menyebut, area di mana pohon asam itu tumbuh, terdapat rumah kuno mirip bangunan Belanda yang dihuni satu keluarga tak kasat mata. Hal itu berdasar pengalaman horor yang pernah dialami seorang sopir Angguna.
Medio 1997, seorang sopir Angguna mendapat carteran penumpang satu keluarga yang minta diantar ke kawasan Taman Bungkul Surabaya untuk menjenguk kerabatnya yang sakit. Namun setelah diantar, si penumpang justru minta kembali pulang lantaran kerabatnya tidak ada di rumah.
“Saat diantar balik itu, rumah yang tadinya dia jemput ternyata berubah jadi pohon asam ini,” lanjutnya.
Setelah kisah mistis itu, warga kemudian meyakini jika pohon asam memang ada penunggu satu keluarga tak kasat mata. Tak hanya itu, sampai sekarang warga juga percaya siapapun pengendara yang melintas sekitar pohon asam tanpa membunyikan klakson juga bakalan celaka.
“Selalu ada kecelakaan, jatuhnya ya di dekat pohon asam ini,” tandas Kasminem.
Kisah mistis menaungi pohon asam raksasa tak hanya berhenti di situ saja. Menurut Kasminem, pada tahun 1977 pernah terjadi serangan ulat bulu ke rumah-rumah warga berasal dari pohon asam. Saat dibunuh, ulat bulu mengeluarkan getah berwarna merah seperti darah.
“Satu bulanan lebih baru ilang,” singkatnya.
Kasminem pun menegaskan akan menjaga pohon asam tersebut sampai uzur. Dan menentang rencana penebangan, sebab sampai saat ini keberadaan pohon tidak mengganggu atau mencelakai orang lain.
“Ini wasiat mendiang suami saya, saya harus menjaganya,” tutup Kasminem.