Bola

Degradasi, Suporter Rusak Seketariat Persela Lamongan dan Fasum Pendopo Bupati

LAMONGAN, FaktualNews.co – Dipastikan turun kasta ke Liga 2 ditambah kalah telak 0-4 dengan Bhayangkara FC pekan ke-32 BRI Liga 1 kemarin malam, suporter Persela lemparkan flare atau kembang api ke Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, rumah dinas Bupati Lamongan, Minggu (20/3/2022) malam.

Bahkan, sekretariat Persela hancur dan beberapa fasilitas umum rusak akibat aksi para supporter yang kecewa karena tim yang mereka dukung, Persela Lamongan, dimana dalam 31 Pertandingan, hanya menang 3 kali, seri 12 kali dan kalah 17 kali. Hal itu menempatkan Persela di posisi 17 dengan 21 poin dan sudah dipastikan turun kasta dari Liga 1 ke Liga 2.

Usai ditenangkan oleh Kapolres Lamongan dan Dandim 0812 Lamongan, puluhan suporter yang masih bertahan di depan pendopo, meminta pertanggungjawaban manajemen Persela untuk minta maaf karena Persela degradasi.

Edy Yunan Akhmadi, selaku menejemen Persela pun meminta maaf karena Persela harus turun kasta ke liga 2.

“Saya mewakili Manajemen Persela menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, suporter Lamongan dimana pun berada. Persela degradasi,” Kata Yunan, Senin (21/3/2022).

“Kita sudah berupaya sekuat mungkin dengan cara apapun. Tetapi yang ada di lapangan berbeda, dan tidak bisa terwujud seperti harapan kita,” jelas Yunan.

Kepada semua pihak, ia tetap meminta dukungan untuk mengemalikan posisi Persela ke Liga 1.

“Kami Manajer tidak bisa berbuat apapun tanpa bantuan semua pihak. Sekali lagi kita mohon maaf dan mohon maaf tidak bisa maksimal,” imbuh Yunan.

Lebih jauh Yunan menjelaskan bagaimana Persela bisa degradasi dan tidak mudah Persela masuk dari liga 2 ke liga 1.

“Awal kompetisi modal belum ada, ditambah tidak ada penonton, tahun Liga 1 ini kita kesulitan. Kami sudah membuka kepada investor siapapun pihak yang ingin memiliki dan pengelolaan Persela dengan syarat Persela tetap di Lamongan,” Terangnya.

Namun, Yunan menambahkan, tidak ada seseorangpun yang bisa menjamin Persela hanya 1 tahun di Liga 2. Sebelum BRI Liga 1 2022 bergulir, Persela harus membayar gaji pemain dan Persela harus membayar denda pelanggaran pemain.

“Pertandingan bukan home away, namun format series dan bubble to bubble disitu kita tidak bisa mengontrol. Itu yang membuat kita semakin berat mengarungi Liga ini,” Tuturnya.

“Saya kira banyak orang Lamongan yang mampu dan peduli dengan Persela. Terus terang kami di tahun ini sangat tidak mampu, jangan ada Persela dibawa ke politik, kami tidak ingin mengaduk Persela dengan politik,” Pungkas Manajemen Persela Lamongan.