Dulu Puan Maharani Menangis saat SBY Naikkan Harga BBM, Bagaimana Sekarang?
FAKTUALNEWS.CO – Di antara Anda mungkin ada yang masih ingat bagaimana Puan Maharani dan Megawati bersama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara tegas menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahkan hingga menangis.
Dikutip dari TribunSumsel.com pada Jumat (1/4/2022), diketahui Puan Maharani yang saat itu adalah anggota Fraksi PDIP, menangis dalam ruang paripurna DPR RI karena memprotes kenaikan harga BBM.
Tidak hanya Puan Maharani, politisi PDIP lainnya seperti Rieke Diah Pitaloka dan Ribka Tjiptaning juga turut menangis saat itu.
Rieke Diah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR saat itu terlihat menangis tersedu-sedu saat meninggalkan ruang rapat.
Sedangkan Ribka Tjiptaning berjalan cepat meninggalkan ruang rapat didampingi Sekjen PDIP Tahjo Kumolo yang mencoba menenangkannya.
Tak sampai di sana, PDIP pun menjadi partai yang saat itu turut melakukan demo di Istana Negara.
Dikutip dari kanal YouTube BeritaSatu, PDIP melakukan long march dari tugu proklamasi menuju Bundaran Hotel Indonesia hingga Istana Negara pada Rabu (19/6/2013).
Ribka Tjiptaning, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPP PDIP sekaligus koordinator aksi mengatakan, unjuk rasa dilakukan sebagai bentuk konsistensi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Tidak hanya itu, salah seorang pengguna Twitter @ekowboy2 juga membagikan cuplikan video ketika Megawati mengutip lagu “Galang Rambu Anarki” karya Iwan Fals pada Rapat Kerja Nasional PDIP di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (27/5/2008).
Unggahan tersebut kemudian mendapat sejumlah reaksi warganet yang mempertanyakan reaksi Puan Maharani, Megawati, dan sejumlah politisi PDIP lainnya ketika harga BBM naik di era sekarang.
Sebagai informasi, DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, sudah menyetujui kenaikan harga BBM pada Senin (28/3/2022).
Pertamina beralasan, harga Pertamax atau BBM tanpa subsidi jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 92 itu harus naik karena harganya di pasaran pada saat ini masih jauh dari nilai keekonomian.
“Hari ini Pertamax belum mengikuti mekanisme pasar, jadi mungkin dukungan diperlukan,” kata Nicke Widyawati dalam rapat tersebut.
DPR pun mendukung penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang mengikuti harga keekonomian minyak dunia.
Tingginya harga minyak dunia yang dipicu konflik Rusia dengan Ukraina pada saat ini sangat berpengaruh terhadap harga BBM.
Batas atas harga jual jenis BBM umum RON 92 untuk bulan Maret 2022 senilai Rp 14.526 per liter.
Harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92 berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum.
Dalam menghitung harga keekonomian dipertimbangkan realisasi perkembangan harga bulan sebelumnya.
Jika mengikuti harga keekonomian, maka harga Pertamax pada April 2022 seharusnya Rp 15.945 atau Rp 16 ribu per liter
Saat ini, harga Pertamax dengan RON 92 dijual Rp 9.000, Rp 9.200, dan Rp 9.400 per liter di beberapa daerah.
Sementara Pertalite dengan RON 90 harganya masih Rp 7.650 hingga Rp 8.000 per liter.
Kata Nicke, Pertamina sejauh ini sudah melakukan penyesuaian harga untuk beberapa jenis BBM nonsubsidi, di antaranya Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex yang secara volume hanya 2 persen dari total penjualan BBM Pertamina.
Sebelumnya diberitakan, harga Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex naik per Kamis (3/3/2022) lalu.