FaktualNews.co

Sapi Terinfeski Wabah PMK di Mojokerto Meningkat Jadi 616, Enam Ekor Mati 

Peristiwa     Dibaca : 458 kali Penulis:
Sapi Terinfeski Wabah PMK di Mojokerto Meningkat Jadi 616, Enam Ekor Mati 
FaktualNews.co/Lutfi.
Petugas Disperta Kabupaten Mojokerto, meninjau sapi yang terifeksi PMK di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sapi yang terinfeksi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, populasi sapi di desa seluruh Kabupaten Mojokerto terdapat 14.862 ekor sapi. Per tanggal 10 Mei 2022 ini sebanyak 616 ekor sapi terinfeksi PMK.

Sebanyak enam ekor sapi mati, tiga ekor sembuh, satu ekor dijual, dan empat ekor dipotong paksa. Jadi, total saat ini yang terinfeksi dan tengah menjalani proses penyembuhan sebanyak 616 ekor sapi.

“Yang terjangkit sekarang ada 616, kalau total yang mati sejak tanggal 3 Mei 2022 ada enam ekor,” kata tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan Disperta Kabupaten Mojokerto, Nurul kepada FaktualNews.co, Selasa (10/5/2022).

Sebanyak 616 ekor sapi yang terinfeksi itu tersebar di 62 perternakan dan 17 Kecamatan. Tiga ekor sapi yang mati ini berada di Kecamatan Kutorejo, seekor sapi di Kecamatan Dawarblandong, dan dua ekor di Kecamatan Pacet.

Untuk mempercepat proses penyembuhan, Disperta  Kabupaten Mojokerto, melakukan penyuntikan analgesik, antipiretik, antibiotik dan vitamin terhadap sapi yang terinfeksi PMK.

“Ini kan penyakit menular, jadi yang harus ditingkatkan adalah dayan tahan tubuh melalui pengobatan supportif, seperti vitamin, antibiotik, kan ada gejala demamnya juga kita berikan antipiretik dan analgesik,” ungkap Nurul.

Virus PMK ini dapat menular ke antar hewan ternak. Namun sejauh ini di Mojokerto belum ada hewan yang tertular selain sapi. Nurul menegaskan, virus ini tidak aka menular kepada manusia.

“Itu mudah menular ke antar hewan ternak, seperti tidak ke manusia. Laporannya (penuluaran) masih di sapi,” tandas dia.

Untuk tindakan pencegahan dan peneluran diperlukan vaksnasi. Akan tetapi, lanjut Nurul, dosis vaksin di Jawa Timur masih belum tersedia. Menurut dia, Disperta Kabupaten Mojokerto belum diminta untuk pengajuan dosis vaksin dan pengajuan ke Pemerintah Provinsi Jatim.

Namun, mantan Kasi Pengamatan dan Penyelidikan Penyakit Hewan Disperta Kabupaten Mojokerto telah menyiapkan data sapi yang akan divaksin dan jumlah vaksin yang dibutuhkan.

“Setidaknya kita sudah menyiapkan data, jika diminta kita sudah siap. Yang divaksinasi itu kan mencakup 70 sampai 80 persen populasi, sekitar 41.000 ribu dosis vaksin yang kita butuhkan,” ungkapnya.

Terpisah, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menyampaikan, sebagai langkah antisipasi penyebaran  saat ini pemerintah Kabupaten Mojokerto, menutup sementara beberapa pasar hewan.

“Karena prinsipnya ini penyakit yang sangat menular. Dan menularnya ini hanya hewan dengan hewan ini yang perlu kita syukuri, karena tidak sampai hewan ke manusia. Sekarang ini tempat di mana hewan ini berlalu lalang kita tutup sementara kita lakukan sterilisasi. Kemarin enam pasar hewan ditutup,” terang Ikfina.

Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini mengimbau kepada para peternak agar selama penanganan harus melakukan karantina hewan ternaknya. Tidak boleh melakukan pertukaran. Mulai makanan hingga minuman.

“Semuanya sudah disterilisasi, kandang-kandang, kita juga sudah melakukan pendataan karena di Kabupaten Mojokerto ada 51 ribu ekor sapi. Makanya kita identifikasi, ternaknya dikarantina dulu. Tidak boleh kemana-mana,” pungkas Ikfina.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin