Laju Pertumbuhan Meningkat, 87 Ribu Keluarga di Tulungagung Tak Miliki Hunian
TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Ternyata sebanyak 87.833 keluarga di Tulungagung tak memiliki hunian atau backlog. Penyebabnya, karena laju pertumbuhan penduduk dan tingginya angka pernikahan tidak sebanding dengan keberadaan hunian di Tulungagung.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Tulungagung, Anang Prastitianto mengatakan, berdasarkan data dari Dispendukcapil Tulungagung tercatat ada 396.754 keluarga. Sedangkan dari data kecamatan se Tulungagung jumlah hunian hanya berkisar 308.921 unit.
“Jadi ada 87.833 keluarga di Tulungagung yang saat ini belum memiliki rumah,” ujarnya.
Anang menjelaskan, jumlah angka keluarga yang tidak memiliki hunian terus mengalami peningkatan dalam tiap tahunnya. Pasalnya, penghitungan backlog berdasarkan satu rumah untuk satu keluarga. Jadi apabila dalam satu rumah terdapat dua keluarga, satu keluarga lainnya masuk dalam angka backlog.
“Nah, untuk rumah tidak layak huni (RTLH) itu tidak masuk dalam penghitungan backlog,” terangnya.
Disinggung, upaya apa yang dilakukan untuk mengurangi backlog di Tulungagung, Anang mengungkapkan, akan memaksimalkan keberadaan Rusunawa Jepun di Tulungagung. Namun, keberadaan rusunawa tidak bisa menurunkan angka backlog secara signifikan.
“Di Rusunawa Jepun ada dua gedung. Saat ini satu gedung sudah terisi penuh, sebanyak 72 keluarga. Sedangkan satu gedung lainnya masih belum difungsikan kembali, karena masih belum diserahterimakan dari gedung isolasi Covid-19 menjadi rusunawa hunian kembali,” ungkapnya.
Selain rusunawa, upaya lain yang dilakukan lainnya adalah, mendorong asosiasi pengembangan perumahan (Apersi) untuk membangun perumahan di Tulungagung. Bahkan pada tahun ini sudah ada 6 pengajuan pendirian perumahan di Tulungagung.
“Perumahan yang dibangun adalah perumahan bersubsidi. Jadi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bisa mengaksesnya. Untuk harganya berkisar Rp 150 Juta dan juga bisa diangsur,” pungkasnya.(Hammam)