TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Pemkab Tulungagung memberlakukan kebijakan penutupan sementara pasar hewan di Tulungagung hingga bulan depan. Meskipun saat ini tidak ada temuan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan dalam waktu dekat Pemkab Tulungagung juga akan mendirikan posko di daerah rawan penyebaran PMK.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan bahwa pemberlakuan penutupan sementara pasar hewan di Tulungagung sudah dilakukan pertama kali pada 12 Mei hingga 29 Mei 2022 lalu. Namun, karena jumlah kasus PMK di luar Tulungagung kian banyak, pihaknya akan memperpanjang penutupan pasar hewan di Tulungagung selama dua pekan lagi.
“Penutupan pasar hewan ini tidak hanya berlaku di pasar hewan besar di Tulungagung. Tetapi juga pasar hewan lokal di wilayah Tulungagung,” ucapnya.
Selain menutup pasar hewan di Tulungagung, Pemkab Tulungagug juga melarang pedagang hewan dari daerah suspek masuk ke Tulungagung, dan sebaliknya peternak dari Tulungagung dilarang mengirim hewan ke daerah suspek.
“Bahkan dalam waktu dekat, kami juga akan membuat posko di daerah rawan penyebaran untuk mencegah penyebaran PMK, meski sampai saat ini tidak ada kasus PMK di Tulungagung” paparnya.
Maryoto menjelaskan, meski banyak kasus PMK di luar Tulungagung, saat ini produksi daging dan susu di Tulungagung masih berjalan dengan bagus. Bahkan tiap harinya daerah penghasil susu di Tulungagung dapat memproduksi susu hingga 150 Ton.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinakeswan) Kabupaten Tulungagung, Mulyanto menambahkan, jumlah peternakan di Tulungagung juga terbilang banyak. Dimana untuk jumlah sapi perah mencapai 25 ribu ekor, sapi potong sebanyak 144 ribu ekor, kambing mencapai 207 ribu ekor dan babi sebanyak 10,5 ribu ekor. Maka dari itu, menurutnya, meski tidak ada kasus PMK, Tulungagung juga harus melakukan antisipasi dini.
“Untuk sapi perah tersebar di Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan Rejotangan. Sedangkan untuk sapi potong dan kambing tersebar di seluruh kecamatan di Tulungagung. Dan untuk babi paling banyak berada di Kecamatan Ngunut,” paparnya.
Mulyanto mengungkapkan bahwa untuk vaksin PMK sampai saat ini masih belum tersedia. Pasalnya, saat ini masih proses pemesanan vaksin PMK. Diperkirakan vaksin PMK akan tersedia pada Juni mendatang.
“Ini masih proses penyediaan vaksin PMK. Untuk kebutuhan vaksin PMK itu sesuai jumlah ternak di Tulungagung. Namun, untuk kuotanya masih akan dilakukan pembahasan di Pemprov Jatim,” ungkapnya.
Disinggung bagaimana upaya pencegahan penyebaran PMK, Mulayanto menjelaskan akan melakukan pengetatan lalu lintas penjualan hewan. Pihaknya melarang hewan dari daerah supsek ataupun hewan yang akan dikirim ke daerah suspek.
“Untuk kebutuhan daging masih sangat tercukupi karena di Tulungagung masih surplus hewan ternak. Jadi ketika mendekati Idul Adha, tidak usah khawatir terkait pasokan daging,” pungkasnya.(Hammam)