Ekonomi

Harga Cabai di Jember Kian Pedas

JEMBER, FaktualNews.co – Petani di Jember mengeluh dengan kondisi tanaman cabai di Jember. Pasalnya diakui saat ini kondisi tanaman rusak akibat cuaca tidak menentu dan serangan virus. Tapi, harga cabai di Jember juga melonjak.

Dengan kondisi tersebut, salah seorang petani di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas Babur Rohim mengeluh dan berharap ada perhatian.

“Akibat kondisi cuaca tidak menentu, kadang hujan dan panas, kondisi tanaman cabai rusak, juga kami menduga ada serangan virus atau penyakit. Luasnya lahan itu sekitar 30 meter persegi, dengan ada 500 tanaman cabai,” kata Rohim saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (2/6/2022).

Dengan kondisi kerusakan tanaman cabai itu, kata Rohim, pendapatan petani merosot.

“Merosotnya sampai 45 persen, tapi memang harga cabai naik dua kali lipat dari harga normal,” ucapnya.

Terkait kerusakan tanaman cabai yang dialami, Rohim menjelaskan, dari per batang bisa menghasilkan 1-2 kg cabe.

Tapi dengan kondisi sekarang hanya bisa di hitung dengan jari, cabe di dahan.

“Jadi per hari kalau ditotal bisa dapat 100 kg dari luas lahan yang ada, sekarang hanya 30-40 kg saja,” katanya.

“Untuk harga di tingkat petani sekarang, tengkulak ambil ke kami kisaran 20 ribu per kilo, dan di pasaran yang saya tahu bisa tembus harga 30 ribu perkilo lihat jenis cabe juga bagus dan tidak. Jadi cabai sedikit (karena rusak), harganya naik,” sambungnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Plt. Kadisperindag Jember Bambang Saputro membenarkan kondisi tanaman cabai.

Namun meski demikian, kata Bambang, menurut grafik Bapokting (Bahan Pokok Penting), kondisi cabai dinilai aman.

“Harga cabe masih normal di pasar tanjung, dan beberapa tempat lain, dan tiap hari kami survei,” ucapnya.

“Selain cabai, komoditas yang naik (harga) lainnya juga tomat. Biasanya Rp 500 per kilo, sekarang bisa tembus Rp 3 ribu per kilo,” sambungnya.