FaktualNews.co

Jelang Kunjungan Wapres RI, Warga Mojokerto Demo Galian C yang Diduga Ilegal 

Peristiwa     Dibaca : 713 kali Penulis:
Jelang Kunjungan Wapres RI, Warga Mojokerto Demo Galian C yang Diduga Ilegal 
FaktualNews.co/Lutfi.
Aksi demo sejumlah warga Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jumat (3/6/2022). 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menjelang kunjungan kerja Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin ke Mojokerto, Jumat (3/6/2022).. Sejumlah warga Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto melalukan aksi demo.

Sejumlah warga melakukan aksi demo di lokasi galian C yang diduga ilegal. Massa yang didominasi para petani ini menyuarakan kerusakan lingkungan yang parah di dusunnya.

Aksi demonstrasi ini mereka gelar saat galian C tersebut tidak beroperasi. Nampak sebagian emak-emak yang berunjuk rasa juga mengajak anak-anak.

Mereka juga membawa poster yang berisi tulisan permohonan yang di tujukka kepada Wapres. Diantaranya, ‘Pak Wapres Tolong Kami!!! Perhatikan Kerusakan Lingkungan di Bumi Majapahit’.  Ada juga yang bertuliskan, ‘Pak Wapres!!! Tolong Hukum Berat Perusak lingkungan!!

Korlap Aksi, Sujari mengatakan, aksi ini sengaja dilakukan agar orang nomor dua di Indonesia tahu kondisi lingkungan di Mojokerto yang menurutnya sangat mengkhawatirkan.

“Kami warga Seketi menolak aktifitas galian C, kami mohon kepada Pak Wapres yang hari ini mengunjungi Mojokerto, tolong dengarkan keluhan kami,” tutur Sujari di lokas.

Sujari menegaskan, warga juga meminta kepada Kapolri untuk menangkap mafia galian C ilegal. Ia juga berharap pemerintah mau melindungi kelestarian alam Mojokerto.

“Kami juga meminta ketegasan Pak Kapolri untuk menangkap predator galian C ilegal dan minta pemerintah untuk mencabut izin penambang perusak lingkungan,” ujar Sujari.

Warga tidak hanya berteriak kepada pemerintah pusat. Mereka juga minta perlindungan kepada Bupati Mojokerto, Ikfina Fatmawati.

“Tolong lindungi bumi Mojokerto, jangan mau kalah dengan perusak lingkungan, alam Mojokerto warisan untuk anak cucu,” tegas Sujari.

Sujari menceritakan, sebelum menjadi sebuah lokasi pertambangan galian C, dahulu tempat itu merupakan sebuah lahan pertanian yang cukup subur. Namun saat ini berubah menjadi sebuah area galian yang mengangga lebar hingga ratusan meter.

“Awalnya, tinggi sekali, namun sekarang kedalaman sekitar 50 meter. Kami khawatir ini akan rawan longsor karena batu sebagai penyangga sudah di ambil,” ungkap Sujari.

Akibat galian tersebut, lanjut Sujari, jalan desa menjadi rusak lantaran dilalui truk dan alat berat setiap hari. Akibat jalan rusak banyak warga yang kecelakaan karena kondisi jalan licin dan berlumpur.

“Kondisi jalan sudah diketahui oleh pengusaha dan pemerintah esa. Namun tidak ada tindakan apa-apa,” ujarnya.

Tak hanya sampai disitu, menurut Sujari, warga di dusunnya saat ini juga mengeluh karena air sumur keruh dan kering. Padahal sebelumnya permasalahan ini tidak pernah terjadi.

“Sumur kering, karena sumber-sumber mata air sudah rusak. Padahal ini pegunungan, kok bisa susah air bersih,” pungkasnya.

Sementara,  Aktivis lingkungan Srikandi Majapahit, Martik mengatakan, telah berkali-kali melakukan aksi demo dan mediasi kepada sejumlah pihak terkait tuntutan warga. Namun, tak kunjung menemukan titik temu.

Pasalnya, ia menilai aparat penegak hukum dan pemerintah daerah belum bisa menuntuska persoalan galian C diduga ilegal di wilayah Kabupaten Mojokerto, terutama di Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang.

“Mumpung ini ada Pak Wapres, kami menyampaikan aspirasi. Harapan kami ke Pak Wapres agar menghentikan segera predator-predator perusak lingkungan. Karena sudah beberapa kali demo tidak ada tanggapan dari pemerintah, katanya.

Sumartik menjelaskan, massa meminta pemerintah segera menutup tambang pasir dan batu (sirtu) tersebut. Karena beroperasinya galian C ini memberi dampak terhadap lingkungan sekitarnya.

“Tuntutan warga segera ditutup karena dampak-dampaknya bagi masyarakat Dusun Seketi. Masyarakat hanya dikasih kompensasi Rp 100 ribu. Penggalian kedalaman tidak sesuai izin, penggalian lebih dari 20 meter. Kalau di izinnya paling tidak 15 meter. Ada yang keluar dari titik koordinat. Saluran irigasi terputus, pengairan pertanian airnya keruh,” jelasnya.

Kapolsek Gondang, AKP Saiful Isro menyampaikan, galian C yang didemo warga Dusun Seketi, tersebut sudah mengantongi izin sejak 2018 sampai 2023. Luas lahan tambang sirtu itu mencapai 23 hektare.

Menurutnya, galian C ini milik Widi Sulton, warga Sidoarjo. Sedangkan Lukman, warga Desa Jatidukuh sebagai operatornya.

“Masalah kedalaman penggalian saya kurang paham. Terkait koordinatnya, hari Kamis kemarin sudah kami mediasi di Balai Desa, bersama pak camat, saya, dan dari polres bagian tambang. Dari Polres Mojokerto menyampaikan penggalian sudah sesuai koordinatnya,” tegasnya.

Saiful menampik terjadi kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang sirtu tersebut. Menurutnya, saluran irigasi masih berfungsi normal. Sumber air bersih masyarakat setempat juga tidak terganggu.

“Memang air irigasi persawahan ada sedikit keruh. Saya rasa tidak masalah untuk irigasi persawahan. Di sini masyarakat hanya menanam jagung dan tebu yang tidak butuh air banyak. Padi ditanam hanya saat musim hujan. Kalau sumber air bersih masih aman, tidak terganggu,” tandasnya.

Wapres KH Ma’ruf Amin dijadwalkan akan menghadiri acara sarasehan Pergunu di Institut KH Abdul Chalim, Desa Bendunganjati, Pacet, Mojokerto. Selain itu, Kiai Ma’ruf juga akan menyerahkan bantuan untuk program santripreneur.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin