Pemkab Tulungagung Masih Impor Belanja Elektronik dan Obat
TULUNGAGUNG, FaktuaNews.co – Pemkab Tulungagung sampai saat ini masih membelanjakan sekitar 20 persen APBD untuk barang impor, seperti elektronik hingga obat-obatan. Dengan dalih ketersedian barang tersebut tidak ada di dalam negeri.
Berdasarkan data, total belanja daerah dalam APBD 2022 Pemkab Tulungagung mencapai Rp 2,6 Triliun.
Kabag Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Tulungagung, Evi Purvitasari mengatakan saat ini sudah 75 persen instansi di lingkup Pemkab Tulungagung yang telah mengajukan pembelanjaan dan sudah tervalidasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
“Kalau di Tulungagung, 20 persen belanja masih belum masuk kriteria tingkat komponen dalam negeri (TKDN), atau masih melakukan belanja secara impor,” ujarnya.
Evi menjelaskan, adapun belanja impor yang masih dilakukan Pemkab Tulungagung adalah seperti kebutuhan elektoronik yakni seperti printer, laptop dan sebagainya. Selain itu, beberapa pengadaan obat juga harus dilakukan impor, karena tidak tersedia di dalam negeri.
“Meski masih 20 persen belanja APBD Tulungagung dilakukan secara impor, 80 persen belanja sudah masuk dalam kriteria TKDN,” jelasnya.
Menurut Evi, 80 persen belanja yang masuk dalam kategori TKDN ini berada disektor infrastruktur dan produk jasa. Persentase TKDN ini cukup tinggi, karena dihitung dari pelibatan pekerja lokal, upah, bahan kontruksi dalam negeri serta produk jasa lainya.
“Kedepan kami akan melakukan evaluasi, agar bisa memaksimakan belanja sesuai kategori TKDN,” paparnya.
Selain itu, Evi juga menambahkan bahwa sat ini sudah ada 62 paket yang sudah masuk permintaan tender. Dari jumlah paket tersebut, didominasi oleh pengerjaan infrastruktur. Namun jika dilihat dari nominalnya, yang paling banyak adalah pembangunan RSUD Campurdarat yang mencapai Rp 20 Miliar lebih.
“Untuk paket pembangunan RSUD Campurdarat, sudah ada pemenangnya pada Mei 2022 lalu dan sudah SPK,” pungkasnya. (Hammam)