JEMBER, FaktualNews.co – Harga hewan ternak kambing menjelang Idul Adha 1443 Hijriah di Jember meningkat. Diduga naiknya harga hewan ternak kambing ini, karena dampak wabah penyakit mulut dan kaki (PMK).
“Alhamdulillah ini bisa dibilang berkah atau musibah, harga hewan ternak kambing ini naik jelang lebaran besar (Idul Adha) ini. Naiknya kira-kira 20 persen. Dari yang biasanya Rp 3 juta per ekor. Kini harganya bisa tembus Rp 3,5 – 4 juta per ekor. Untuk bobot kambing 30-40 kg,” ujar pedagang kambing Dewandaru, Rabu (29/6/2022).
Pria yang juga memiliki peternakan hewan ternak di Dusun Kecik, Desa Keting, Kecamatan Jombang ini mengatakan, dengan naiknya harga hewan ternak kambing ini. Untuk harga sapi malah terjadi sebaliknya.
“Biasanya satu ekor sapi dewasa harga tembus Rp 30 juta per ekor. Kini hanya dihargai sekitar Rp 10-15 juta per ekor. itupun yang mau beli juga jarang. Ya mungkin karena wabah PMK ini,” ucapnya.
“Belum lagi untuk dagingnya, per kilo daging sapi sekarang ini Rp 25 ribu. Itupun kadang bisa kurang harganya, bahkan tidak ada yang beli. Karena masyarakat sekarang takut makan daging sapi,” sambungnya.
Kondisi ini, kata Dewandaru, membuatnya menjadi dilema.
“Makanya saya bilang tadi, kita bingung mengungkapkannya sebagai syukur atau musibah. Karena satu sisi harga kambing meningkat, harga sapi anjlok,” ucapnya.
Lebih lanjut Dewandaru juga menyampaikan, dengan kondisi wabah PMK. Pihaknya berharap ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi persoalan yang dihadapi peternak.
“Sebenarnya dari pemerintah ada pemeriksaan kesehatan dan juga vaksin. Tapi kami berharap, bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa daging sapi masih aman,” ucapnya.
Sementara itu untuk hewan ternak kambing, katanya, dinilai masih aman.
“Sementara memang kambing masih aman. Semoga hal ini memberikan manfaat. Untuk kambing ini memang banyak yang mencari untuk kurban. Apalagi pemesan Alhamdulillah tidak hanya di lokal, tapi dari luar kota juga ada,” ujarnya.
Terpisah terkait penanganan wabah virus PMK di Jember, petugas dari Puskeswan Balung drh. Adi Luhung mengatakan, saat ini sudah dilakukan pemberian vaksin sebagai langkah penanganan virus yang menjangkiti hewan ternak sapi itu.
“Untuk vaksin saat ini tersedia kurang lebih 4000 vaksin. Memang vaksin ini sangat mendadak dan jadwal yang mepet, karena harus dilakukan di beberapa titik, tadi pak Babinsa dan Bhabinkamtibmas mengumumkan dengan menggenakan pengeras suara megaphone keliling kampung, agar peternak mengantarkan hewan ternaknya untuk ikut vaksin,” kata dokter Adi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Untuk pemberian vaksin, katanya, dilakukan merata ke sejumlah peternak dan pemilik hewan ternak.
“Kemarin di wilayah selatan, seperti Balung, dan Wuluhan. Alhamdulillah pelaksanaan vaksinasi lancar. Peternak mengantarkan hewan ternaknya untuk ikut vaksin, Alhamdulillah ada kesadaran dan antusias untuk memvaksin hewan ternaknya,” ucapnya.
Untuk pelaksanaan vaksinasi, lanjut dokter Adi, sama seperti yang dilakukan kepada manusia.
“Sama dengan saat kita mau vaksin covid, kondisi ternak harus sehat, dan nanti setiap ekor sapi akan di vaksin 2 kali juga, dan lokasi vaksin juga kami jauhkan dari ternak yang terindikasi terkena PMK, hal ini agar tidak menular ke ternak lainnya,” pungkasnya.