Puluhan Kader Bank Sampah di Kediri Digembleng Pelatihan Pengolahan Persampahan
KEDIRI, FaktualNews.co – Memanfaatkan sampah yang menggunung di Kota Kediri, para kader kebersihan dan bank sampah mengikuti Pelatihan Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengolahan Persampahan, di Aula Kantor Kelurahan Ngadirejo Kota Kediri, Rabu (13/7/2022).
Selain pengolahan sampah, mereka juga diberikan pelatihan terkait dengan cara pembuatan biopori dan cara membuat kompos dengan komposter dari sampah.
Ketua PKK Kota Kediri berpesan, agar masyarakat mengubah kebiasaan lama masyarakat dalam hal sampah. Seperti contohnya bila membeli suatu produk untuk membawa kantong belanja sendiri.
“Mulai sekarang kebiasan yang kurang pas kita rubah. Seperti bila membeli makanan atau minuman tanyakan kepada penjualnya apakah wadah makanan atau minumannya terbuat dari plastik atau tidak. Jika terbuat dari plastik alangkah lebih baiknya sebagai pembeli bisa membawa wadah sendiri. Hal itu sebagai salah satu hal dalam meminimalisir sampah,” kata Ferry Silviana Abu Bakar.
Ferry Silviana menambahkan, pelatihan persampahan ini merupakan kegiatan dari PKK Kelurahan Ngadirejo. Dengan adanya kegiatan, Ketua PKK Kelurahan Ngadirejo ingin memberikan edukasi kepada kader PKK, kader bank sampahnya dan warganya untuk mau berusaha meminimalisir sampah di wilayahnya.
Karena sampai sekarang ini sampah-sampah ini masih menjadi masalah dan persoalan bagi semua pihak,” imbuhnya.
Sementara itu, Lurah Ngadirejo Ahmad Shofwan Hadawi berharap setelah adanya sosialisasi dan pelatihan ini, para kader PKK dan juga kader bank sampah bisa membuat lubang resapan biopori dan juga bank sampah. Hal itu dimaksudkan agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. Sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan harus dikelola secara bersama-sama. Agar Kelurahan Ngadirejo menjadi bagian dari wilayah Indonesia yang bersih.
“Yang saya lihat biopori yang ada di lingkungan panjenengan sekarang ini kelihatannya mati suri. Banyak biopori yang tidak berfungsi. Biopori itu bisa menampung air atau sayuran atau dedadunan. Sampah organik itu bisa langsung dibuang di biopori tersebut dan nanti setelah beberapa bulan bisa jadi pupuk,” terang Ahmad Sofwan Hadawi, Lurah Ngadirejo.