KEDIRI, FaktualNews.co-Puluhan orang dari Aliansi Kediri Bersatu Kota Kediri, menggelar aksi damai di depan kantor Balai Kota Kediri. Mereka menuntut Wali Kota Kediri agar mencopot kepala dinas pendidikan dari jabatannya, Rabu (3/8/2022).
Massa juga membawa keranda mayat, sebagai simbol matinya hati nurani pendidikan, karena kepala dinas pendidikan dinilai melindungi oknum guru yang melakukan tindak asusila kepada 7 orang siswinya.
Setelah membacakan doa-doa, baik doa secara agama dan doa secara adat Jawa, massa kemudian menaburkan bunga di atas keranda mayat.
Massa juga membawa berbagai macam poster dan banner tuntutan. Seperti copot kepala dinas pendidikan Kota Kediri, tegakkan hukum jangan main hukum sendiri, bersihkan Kota Kediri dari predator anak.
“Kami mendesak agar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar segera memecat Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri. Karena kepala dinas pendidikan sudah melindungi predator anak. Terbukti ada tujuh siswi sekolah dasar yang menjadi korbannya,” teriak salah satu orator aksi.
Perwakikan massa kemudian dipersilahkan masuk ke kantor Balai Kota Kediri untuk menyampaikan aspirasinya. Dan massa ditemui oleh asisten pembangunan Ferry.
“Mohon maaf hari bapak Wali Kota Kediri tidak bisa menemui teman-teman pendemo, karena ada aktivitas yang tidak dapat diganggu. Nanti apa yang menjadi aspirasi panjenengan semua akan kami catat dan kami sampaikan kepada Bapak Walikota, ” Kata Ferry saat menemui perwakilan massa.
Sementara koordinator aksi Supriyo mengatakan, kasus pencabulan anak yang dilakukan oleh oknum IM sudah terjadi sejak setahun yang lalu. Namun ada upaya menutup-nutupi kasus tersebut.
“Kasus pencabulan yang dilakukan oleh oknum guru IM ini sebenarnya sudah terjadi sejak setahun yang lalu. Namun kenapa justru kepala dinas memanggil pihak pelaku dan orang tua korban, sehingga ada upaya perdamaian di antara keduanya. Makanya kami juga melaporkan kepala Dinas Pendidikan ke Polres Kediri Kota, karena ada upaya melindungi pelaku pencabulan.” Tutup Supriyo, koordinator aksi.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa kemudian membubarkan diri. Namun massa juga mengancam, jika kepala dinas pendidikan tidak segera dicopot, maka mereka akan turun dengan jumlah massa yang lebih besar.