FaktualNews.co

Mengenal Apa Itu Empty Sella Syndrome yang Dialami Artis Ruben Onsu

Kesehatan     Dibaca : 741 kali Penulis:
Mengenal Apa Itu Empty Sella Syndrome yang Dialami Artis Ruben Onsu
Ilustrasi.

FaktualNews.co – Empty Sella Syndrome masih terdengar asing di telinga masyarakat, seperti yang dialami artis Ruben Onsu. Sebenarnya, Empty Sella Syndrome merupakan kondisi dimana seseorang mengalami penyusutan dari pituitary atau hipofisis.

Secara normal, kelenjar berukuran sebesar kacang polong ini berada pada bagian depan dari dasar tengkorak, tepatnya di bawah otak seperti dikutip dari beritajatim.com.

Fungsinya sendiri, untuk membantu meningkatkan metabolisme tubuh dengan cara menghasilkan banyak hormon. Namun, saat kelenjar pituitary tersebut terganggu, maka risiko terjadinya kelainan salah satunya seperti Empty Sella Syndrome.

Jika berdasarkan penyebabnya, kondisi ini dapat dibagi menjadi dua, yakni primer yang tanpa bergejala, dan sekunder yang memiliki gejala dan penyebab tertentu sehingga membuat pituitary menyusut.

Misalnya karena pernah mengalami kondisi trauma kepala, tumor, infeksi, atau hal lainnya. Sedangkan gejala yang paling umum terjadi ialah sakit kepala kronis.

Karena sindrom ini kerap menyebabkan ketidakseimbangan hormon karena kelenjar pituitary yang rusak. Maka dari itu ada beberapa gejala yang kerap berkaitan dengan hormon, di antaranya terjadinya disfungsi ereksi, perasaan lebih mudah lelah, siklus menstruasi yang tidak teratur, menurunnya gairah seksualitas dan keluarnya cairan dari puting, selain ASI

Dalam beberapa kasus, ada gejala lain yang mungkin bisa juga dialami oleh seseorang penderita Empty Sella Syndrome, seperti, adanya peningkatan tekanan pada tengkorak, menurunnya ketajaman indra penglihatan, kebocoran cairan serebrospinal dari hidung dan pembengkakan diskus optikus.

Meski begitu, sebenarnya sindrom tersebut masih dapat disembuhkan dengan cara mengatasi penyebab sekaligus gejalanya. Biasanya pasien akan diberikan terapi subtitusi hormonal. Tentu saja yang telah disesuaikan oleh hormon apa yang bermasalah pada pasien.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul