Warga Pasuruan Ciptakan Inovasi Pengolahan Sampah Secara Gotong Royong
PASURUAN, FaktualNews.co – Berawal dari banyaknya sampah di lingkungn sekitar yang terjadi pada beberapa tahun terakhir. Akhirnya warga Dusun Betas, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, menciptakan suatu inovasi untuk mengelolah sampah dengan memberdayakan warga setempat.
Inovasi pengelolahan sampah tersebut, dimulai warga Dusun Betas pada tahun 2019 silam, yang resah dengan banyaknya warga yang membuang sampah di area aliran sungai. Bahkan, di beberapa lokasi menimbun lahan kosong, yang setiap saat menimbulkan bau tak sedap.
Ketua RT.01 RW.10 Desa Kepulungan, Heni menyebutkan, titik jenuh masyarakat terkait permasalahan sampah yang menimbulkan bau dan asap pembakaran sampah tersebut. Akhirnya menyadarkan warga Dusun Betas, tentang pentingnya memanajemen sampah rumah tangga di lingkungannya.
“Pada tahun 2019 silam, akhirnya kami bersama warga Dusun Betas, berdiskusi dengan aparat Pemerintahan Desa Kepulungan tentang permasalahan sampah yang ada. Sehingga menghasilkan keputusan untuk membangun sebuah TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sampah di Dusun Betas,” ungkapnya.
Heni didampingi Ferry, salah satu warga yang merupakan pelopor atau penggagas pengelolahan sampah di dusunnya tersebut menjelaskan, semenjak adanya TPS di dusunnya. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 280 Kepala Keluarga, yang rutin membuang sampah.
“Skema kami hingga saat ini, dengan jemput bola ke rumah warga. Petugas akan mengambil dari rumah warga tiga kali dalam seminggu, yang kemudian dibawah ke TPS,” ujar Heni, Selasa (23/08/22).
Petugas pengambil sampah ke rumah warga, beranggotakan empat orang, yang diambil dari warga setempat. Mereka digaji dari hasil penjualan sampah yang masih mempunyai nilai ekonomis.
“Dalam satu bulan, kami bisa menampung kurang lebih tujuh ton sampah. Dari sejumlah sampah tersebut, petugas akan memilah sampah yang mempunyai nilai ekonomis dan selanjutnya dijual ke pengepul rongsokan,” imbuh Heni.
Dari hasil penjualan sampah yang mempunyai nilai ekonomis tersebut. Dalam satu bulan, pihaknya bisa mengantongi sejumlah uang yang kemudian dibagikan kepada empat orang petugas, sebagai upah atau tanda terima kasih dari warga setempat.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama dan kesadaran dari warga, pengelolahan sampah di Dusun Betas, Desa Kepulungan ini, bisa berhasil dengan sukses untuk mengentas problem sampah di dusun kami. Sungai yang dulunya banyak sampah dan lahan kosong yang dulunya dibuat untuk membakar sampah. Saat ini telah berkurang drastis dan terlihat bersih,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pemuda Dusun Betas bernama Imam yang dulunya bekerja sebagai kernet truk, kini merasa hidup lebih nyaman menjadi pengepul sampah. Meski sering mendapatkan cemooan ia tetap giat bekerja.
“Menjadi kernet itu resikonya tinggi di jalan menurut saya. Sekarang menerima gaji Rp500 ribu per bulan tapi lebih berkah, hitung-hitung amal membuat kampung bersih,” ujar Imam. (Bahrul).