FaktualNews.co

Angka Stunting di Tulungagung Capai 2.300 Anak

Kesehatan     Dibaca : 664 kali Penulis:
Angka Stunting di Tulungagung Capai 2.300 Anak
FaktualNews.co/hammam
Imunisasi anak yang dilakukan di Tulungagung.

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Angka stunting di Kabupaten Tulungagung sampai saat ini masih cukup memprihatinkan, yakni mencapai 2.300 anak. Hal itu disebabkan, karena pemberian gizi kepada anak hingga calon ibu masih belum tercukupi.

Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, kasus stunting di Tulungagung masuk nomor 4 terbawah se Jawa Timur. Meski angka stunting mengalami penurunan, namun jumlah angka stunting di Tulungagung masih terbilang banyak.

“Tahun sebelumnya, persentase stunting di Tulungagung mencapai 5 persen dari total populasi anak di Tulungagung. Tapi pada tahun ini, angka stunting mengalami penurunan menjadi 4,75 persen,” tuturnya, Rabu (24/08/2022)..

Maryoto menjelaskan, berdasarkan data yang ada, angka stunting di Tulungagung saat ini mencapai 2.300 anak dari 48.000 anak yang diukur.

Jika dilihat dari sebarannya, hampir semua kecamatan terdapat kasus anak stunting. Namun, saat ini hanya ada 10 lokus yang menjadi penanganan stunting di Tulungagung.

“10 lokus yang menjadi prioritas, merupakan wilayah dengan kasus stunting cukup tinggi,” jelasnya.

Disinggung soal anggaran penangnan stunting di Tulungagung, Maryoto menjelaskan bahwa pada 2022 anggaran stunting mencapai Rp 119,8 Miliar. Anggaran tersebut tersebar di beberapa dinas yang menangani stunting.

“Penanganan stunting itu sangat komplek. Mulai dari layanan posyandu, pemberian gizi, konsultasi rencana kehamilan dan lain sebagainya,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmad menambahkan, penanganan stunting dilakukan pada remaja perempuan mulai dari jenjang pendidikan SMP hingga perempuan yang sudah menikah. Selain calon ibu, penanganan stunting juga diberikan kepada anak hingga usia 5 tahun.

“Pencegahan stunting dilakukan sejak calon ibu duduk di bangku SMP ini bertujuan untuk mencegah pernikahan dini. Karena di Tulungagung sendiri banyak kasus pernikahan dini, yang banyak menyebabkan anak lahir premature. Sehingga dapat menyebabkan kasus stunting,” imbuhnya.

Kasil mengungkapkan, dari ribuan anak yang mengalami stunting di Tulungagung, pada tahun ini hanya ada 11 anak yang lepas stunting. Hal ini disebabkan karena penanganan stunting membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Penanganan stunting itu tidak bisa dalam waktu singkat. Apalagi dalam menangani stunting sebagaian besar merupakan peran ibu dalam mencukupi gizi anak. Meskipun kami sudah memberikan asupan gizi tetapi tidak dipantau oleh orang tua, itu juga sulit,” pungkasnya.(Hammam)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah