SITUBONDO, FaktualNews.co – Situbondo tidak hanya dikenal dengan keindahan wisata pantainya, namun juga dikenal dengan berbagai kulinernya yang kaya akan bumbu dan tehnik memasak. Seperti nasi sabur, kuliner khas Situbondo.
Jika mengunjungi Situbondo, rasanya kurang afdol bila tak mencicipi ‘Nasi Sabur’. Konon, menu legendaris ini sudah ada sejak zaman lampau. Sajiannya pun tak pernah berubah.
Nasi Sabur adalah nasi yang ditaburi serundeng, dengan lauk daging sapi dan tahu yang dimasak menggunakan bumbu opor. Selain itu, nasi sabur yang juga dikenal dengan nama Nasi Ringgit ini, juga disajikan dengan menggunakan sambel lombok dan garam.
Meski menu Nasi Sabur atau Nasi Ringgit ini menunya sangat sederhana, namun warga sejumlah daerah di Jawa Timur, mereka menjadi pelanggan kuliner khas Situbondo tersebut.
Konon, pada zaman dulu menu ini cukup familiar di masyarakat Situbondo. Begitu menyebut menu ini, pasti masyarakat banyak yang sudah tahu. Khususnya masyarakat Situbondo belahan timur, di Kecamatan Asembagus, Banyuputih, dan Kecamatan Kota Situbondo.
“Selain rasanya lezat dan nikmat, namun nasi sabur atau nasi ringgit juga ramah di dompet, karena satu porsi harga hanya sebesar Rp13 ribu,” kata Mahrus (29), salah seorang sopir travel asal Banyuwangi, Minggu (28/8/2022).
Menurut dia, dirinya merupakan salah satu penyuka nasi sabur, sehingga begitu mengantarkan penumpang, hampir dipastikan mampir ke Situbondo untuk makan nasi ringgit.
“Selain itu, sebagian penumpang yang saya antar, mereka juga ikut pesan nasi ringgit,” bebernya.
Sementara itu, Ririk (40) penjual nasi sabur atau nasi ringgit di Jalan Raya Kelurahan Patokan, mengatakan, dirinya menjual nasi sabur, karena meneruskan usaha dari orang tuanya.
“Saya menjual nasi ringgit, karena meneruskan usaha dari orang tuanya,” kata Ririk.
Menurutnya, nasi sabur merupakan nasi yang ditaburi serundeng, karena sesuai dengan artinya, sabur adalah serundeng, dengan lauk daging sapi dan tahu yang dimasak menggunakan bumbu opor, dan penyajiannya diberi sambel lombok dan garam.
“Dikenal Nasi Ringgit, karena orang tua saya menjual nasi sabur di depan toko Ringgit di Desa/Kecamatan Asembagus, Situbondo,” pungkasnys.