FaktualNews.co

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiswa Mojokerto Blokade Jalan 

Peristiwa     Dibaca : 913 kali Penulis:
Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiswa Mojokerto Blokade Jalan 
FaktualNews.co/Lutfi.
Masaa aksi Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiwa Mojokerto, membentangkan spanduk penolakan kenaikan BBM di Simpang Lima Bypass, Kenanten, Mojokerto. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Massa dari Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiswa Mojokerto menggelar aksi demontrasi, Rabu (7/9/2022). Massa sempat memblokade  jalan nasional Mojokerto -Surabaya.

Pantauan FaktualNews.co di lokasi, awalnya aksi yang dilakukan mahasiswa ini menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Awalnya massa aksi longmarch sekitar pukul 10.30 WIB dari kumpul titik kumpul di parkiran angkot terminal.

Sesempainya di Simpang Lima jalan By Pass, Kenanten, Mojokerto massa aksi berhenti. Mereka berteriak dan membentangkan spanduk penolakan kenaikan BBM. Barisan mereka juga dijaga ketat petugas kepolisian.

Hal ini membuat arus kendaraan dari arah Surabaya menuju Jombang maupun sebaliknya sempat tersendat. Namun aksi itu tak berlangsung lama. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju kantor Pemerintah Kota Mojokerto dan DPRD Kota Mojokerto.

Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Mojokerto, Ahmad Rofi’i mengatakan, tujuan dari memblokade jalan adalah untuk mengajak seluruh masyarakat turut menolak kenaikan harga BBM.

“Tadi kita upayakan berhenti di jalan bypas karena ingin mengajak masyarat menolak kenaikan harga BBM yang dampaknya memberatkan masyarakat bawah,” katanya pada wartawan di tengah aksi demo.

Ia menilai, naiknya BBM jenis pertalite dan solar dapat membuat harga komoditas pangan juga mengalami kenaikan.

“Menolak kenaikan BBM karena dirasa memberatkan masyarakat kaum bawah. Apalagi dampak kenaikan BBM dapat membuat harga sembako atau kebutuhan pokok juga naik. Seperiti telor dan beras,” ungakapnya.

Selain itu, ia juga mendesak Menteri Kuangan Republik Indonesia, Sri Mulayani agar turun dari jabatannya. Mahasiswa Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) itu menyebut, adanya kenaikanan harga mebuktikan BBM Sri Mulyani tidak berhasil mengelolah keuangan negara.

“Kita menuntut ibu Menteri Keuangan Sri Mulayai untuk mundur dari jabatannya, karena beliau tidak bisa mengelolah kuangan negara denga baik. Kurs rupiah saja hari menaik, harga BBM katanya mau diturunkan kok sekarang dinaikkan,” jelasnya.

Selain itu, Rofi’i juga menolak adanya bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp 150  per keluarga penerima manfaat (KPM) tiap bulan, untuk mengganti subsidi BBM. Menurutnya, BLT tersebut membuat masyarakat tidak kreatif.

“Masyarakat kalau diberikan BLT terus tidak bisa lebih kreatif. Maka masyarakat harus dibekali keterampilan, tidak hanya diberikan bantuan saja. Kita menuntut pemerintah membuka lapangan pekerjaan yang luas dengan upah yang layak,” ujarnya.

Terdapat dua titik sasaran demo ratusan mahasiswa ini. Yakni, depan Kantor Pemerintahan Kota Mojokerto dan Kantor DPRD Kabupaten Mojokerto.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin